English English Indonesian Indonesian
oleh

Analisis Kekerasan terhadap Anak

Mereka juga sering menunjukkan gejala depresi, jati diri yang rendah, kecemasan, adanya gangguan tidur, pobia, kelak bisa tmbuh menjadi penganiaya, menjadi bersifat keras, gangguan strespasca trauma dan terlibat dalam penggunaan zat adiktif. Mereka mungkin juga berupaya menutupi luka-luka yang dideritanya dan tetap bungkam merahasiakan pelakunya karena ketakutan akan mendapatkan pembalasan dendam. Mungkin juga akan mengalami kelambatan dalam tahap-tahap perkembangannya, sering mengalami kesulitan dalam hubungannya dengan teman sebayanya dan menunjukkan tingkah laku menyakiti diri sendiri bahkan tingkah laku bunuh diri. Menurut Irfan (2019)   penganiayaan pada masa anak terutama penganiayaan yang bersifat kronis yang berlangsung sejak masa kehidupan yang dini berhubungan erat dengan timbulnya gejala disosiasi termasuk amnesia terhadap ingatan-ingatan yang berkaitan dengan penganiayaannya. 

Anak yang menjadi korban kekerasan seksual sering kali meunjukkan keluhan-keluhan somatik tanpa adanya dasar penyebab organik, kesulitan di sekolah atau kesulitan dalam mengadakan hubungan dengan teman, gelisah, kehilangan kepercayaan diri, tumbuh rasa tidak percaya pada orang dewasa, pobia, cemas, perasaan teruka yang sifatnya permanen. Gejala depresi sering dilaporkan terjadi pada anak-anak yang mengalami kekerasan seksual dan biasanya disertai dengan rasa malu, bersalah dan perasaan-perasaan sebagai korban yang mengalami kerusakan yang permanen. Dilaporkan juga mereka kurang dapat mengontrol impuls-impulsnya dan sering menyakiti diri sendiri. Pada para remaja sering tumbuh tingkah laku bunuh diri. 

News Feed