JEDDAH, FAJAR – Menteri Agama Nazaruddin Umar mengimbau kepada jemaah haji Indonesia untuk terus menjaga kesehatan menjelang puncak haji di Armuzna (Arafah, Musdalifah, Mina).
Imbauan Menag ini disampaikan saat jumpa pers dengan wartawan yang live melalui video call Staf Khusus (Stafsus) bidang Komunikasi Ismail Cawidu di Hotel Diwan Al Aseel, Jeddah, Kamis pagi (29/5/2025) Waktu Arab Saudi.
Menurut Nazaruddin cuaca panas ekstrem akan terjadi pada puncak haji, sehingga jemaah Indonesia diminta untuk menjaga diri. “Kami harap semua jemaah memelihara cairan tubuh, minum lebih banyak dan terus memelihara energi,” imbau Nazaruddin.
Nazaruddin khawatir, jika jemaah lebih banyak memporsir diri untuk kegaiatan sunnah, seperti umrah dan melaksanakan arbain di Madinah, bisa terkuras energi sebelum puncak Armuzna. “Jadi mari saving energi menjelang puncak haji,” ujar Nazaruddin.
Dia juga mengingatkan kepada jemaah haji untuk senantiasa membawa Kartu Nusuk saat keluar dari hotel menyusul peraturan pemerintah Saudi yang memberlakukan pengetatan jemaah masuk di tempat-tempat ibadah di Makkah.
“Sopir saja kalau tidak punya Tasreh, itu tidak bisa masuk Tanah Haram untuk mengantar jemaah haji. Semua itu kita upayakan, Alahmdulillah bisa cari solusinya,” ujar Nazaruddin.
Nazaruddin juga mengaku, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) sudah mempersiapkan segala kemungkinan terjadi, termasuk pada puncak Amuzna nanti. “Kita siapkan mitigasi kemungkinan risiko yang akan muncul dengan membuat berbagai opsi. Kalau tidak bisa opsi pertama maka kita gunakan opsi lainnya. Ini bentuk ikhtiar yang kita lakukan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah,” terang Nazaruddin.
Dia mencontohkan terkait beberapa permasalah yang terjadi pada awal pelaksanaan ibadah haji, seperti keterlambatan visa, terjadinya pemisahan anggota keluarga jemaah haji baik istri, anak, dan suami, jemaah lansia dan pendamping. ”Semua itu bisa tertangani dengan baik, itu karena petugas sudah menyiapkan sejumlah opsi untuk penyelesaian masalah,” papar Nazaruddin
Terkait dengan pelaksanaan Armuzna, Nazaruddin menyebut mobilitas jemaah haji di tempat ini akan tersita. Apalagi, tahun ini ada sistem yang baru diterapkan oleh pemerintah Arab Saudi yang berbeda dengan pelaksanaan tahun sebelumnya. “Misalnya ada murur, tanazul bagi jemaah lansia dan disabilitas,” terang Nazaruddin.
Bagi jemaah yang tanazul, kata Nazaruddin, tidak perlu lagi harus menempati tenda-tenda yang ada di Mina, tapi bisa langsung ke hotel. “Ini salah satu langkah strategis yang diambil untuk mengurai kepadatan di Mina, sekaligus meningkatkan kenyamanan jemaah,” tambahnya.
Dia menjelaskan, skema tanazul ini dimaksudkan agar jemaah haji yang tinggal di hotel sekitar jamarat — tempat melontar jumrah — akan kembali ke penginapan atau hotel yang sudah disiapkan setelah tengah malam, dan tidak perlu menginap di tenda Mina. Menag menyebut, jumlah jemaah yang akan mengikuti skema tanazul diperkirakan mencapai 30 ribu orang.
“Langkah skema tanazul ini kami ambil untuk mengurangi kepadatan (tenda Mina). Bahkan, lokasi hotel lebih dekat ke tempat lontar jumrah dibandingkan kemah di Mina. Ini ikhtiar kami agar jamaah lebih nyaman dan ibadah lebih lancar,” ktambah Menag.
Menag menambahkan bahwa seluruh proses keberangkatan jemaah dari Indonesia berjalan tertib dan semakin efisien. “Dinamika awal sudah kami atasi. Insya Allah, hingga kloter terakhir tanggal 31 Mei, seluruh jemaah reguler telah tiba di Tanah Suci,” jelasnya.
Sebelum menutup jumpa pers, Menag mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk turut mendoakan kelancaran ibadah haji dan keselamatan para jemaah yang siap menjalankan ibadah di Armuzna. “Mari kita saling mendoakan untuk jemaah haji kita agar ibadahnya mabrur, berjalan seperti yang kita harapkan bersama,” ajak Menag. (sg)
Menag Imbau Jemaah Haji Jaga Kesehatan Jelang Armuzna, Minta Saling Mendoakan
