Roem juga mengingatkan bahwa mayoritas suksesi di Golkar berakhir dengan kompromi atau musyawarah mufakat.
Dalam kesempatan yang sama, Roem pun menantang kepada pengurus di sejumlah daerah ini untuk bisa merebut kembali kursi DPRD di daerah masing-masing. Terkhusus, kepada mereka yang menjadi kepala daerah tapi kursi Ketua DPRD setempat menjadi milik partai lain.
“Seperti di Makassar, sudah dua periode kehilangan posisi ketua DPRD, padahal dulu lumbung dan sarangnya Golkar. Ini tantangan bagi ketuanya untuk kembalikan kursi ketua,” tegasnya.
Roem juga mengingatkan bahwa semangat untuk mengembalikan kejayaan Golkar Sulsel itu berkaitan erat dengan api semangat pengurus di kabupaten kota.
Makanya, ia meyakini Golkar bisa bangkit kembali jika kader di level bawah menunjukkan spirit perjuangan itu.
“Cenderung agak mudah mewujudkan kembali pemenangan di 2029 ketika semangat serupa membara di level kab kota. Merebut kejayaan di provinsi sama dengan merebut kembali kabupaten kota,” jelasnya.
Roem menambahkan, Golkar Sulsel butuh energi dua kali lipat untuk merebut kembali yang hilang di DPRD Sulsel. Untuk itu, dibutuhkan pemimpin Golkar yang punya banyak waktu untuk partai. Fokus!
“Golkar Sulsel butuh pemimpin yang tidak menjadikan posisi ketua Golkar sebagai ‘sambilan’. Ini penting untuk mewujudkan harapan kembali berjaya terjaga,” sambungnya.
Pada penjelasannya, politisi senior itu juga mengharapkan kader di kabupaten kota mau memberi ruang kepada para kandidat lebih banyak dan intens.
“Biarkan mereka untuk menjelaskan apa rencana mereka membangun kembali partai. Bukakan ruang ke kandidat untuk menjelaskan apa yang bisa dilakukan untuk membuat Golkar kembali jaya di Sulsel,” tandasnya. (amr)