UMI sendiri menyatakan siap untuk mengirimkan tim akademisi ke Pohuwato guna melakukan asesmen kebutuhan daerah, serta merancang program-program pengembangan yang sesuai.
Pendampingan akademik dan penyuluhan kepada masyarakat juga direncanakan sebagai bagian dari bentuk pengabdian.
Prof Hambali juga berharap agar kerja sama ini tidak hanya berhenti pada penandatanganan dokumen, tetapi benar-benar diwujudkan dalam bentuk kegiatan konkret yang membawa manfaat bagi kedua belah pihak.
“Yang terpenting adalah bagaimana implementasinya di lapangan. Kami tidak ingin kerja sama ini hanya menjadi simbolis, tapi harus produktif,” tegasnya.
Wakil Bupati Pohuwato, Iwan Sjafruddin Adam, mengungkapkan pentingnya kolaborasi ini dalam konteks pembangunan daerah. Kabupaten Pohuwato sedang bersiap menyambut proyek besar di sektor pertambangan.
“Ini yang diproyeksikan dengan nilai besar pada tahun 2026. Dengan nilai investasi sebesar itu, tentu daerah harus siap, bukan hanya dari sisi infrastruktur, tapi juga SDM-nya,” ucapnya.
Maka kerja sama dengan UMI sangat strategis agar generasi muda kami bisa dilibatkan langsung dalam pengelolaan sumber daya alam di Pohuwato.
Ia menambahkan, kerja sama ini tidak hanya penting secara administratif, tetapi juga memiliki makna emosional, mengingat Bupati Pohuwato saat ini merupakan alumni Fakultas Hukum UMI.
Hal ini menjadi faktor tambahan dalam memperkuat hubungan antara UMI dan Pemerintah Pohuwato.
“Kami melihat UMI bukan hanya kampus besar secara fisik, tapi juga kuat dalam pembinaan dan pengembangan karakter SDM. Ini penting bagi kami yang sedang membangun daerah,” ujar Iwan.