Kepala Kantor Wilayah Jasa Raharja Kanwil Sulselbar, Mulyadi mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan PNM karena punya arah tujuan yang sama, mengembangkan skill. Selain itu, pihaknya sebagai pemberi santunan menilai cukup layak jika dikelola dengan membangun usaha, agar keberlanjutan terjadi.
”Kami bersama PNM ingin meningkatkan skill. Karena kami memberikan santunan, sebaiknya tidak habis begitu saja, tetapi bisa diberdayakan oleh ahli waris. Supaya mereka punya peluang memiliki kesejahteraan yang lebih baik,” ungkapnya.
Dia juga mengaku, setelah berkunjung ke UI, mereka menemukan hasil riset bahwa 60 persen ahli waris korban laka lantas hidup di bawah garis kemiskinan, sebab kepala keluarganya wafat. Sehingga, dia berharap program ini bisa memberi harapan kepada anak-anak mereka tetap sekolah dan hidup layak.
”Kami komitmen, program seperti ini terus berlanjut. Hari ini memasak, berikutnya menjahit, kemudian ada juga janda (istri korban) yang suka bikin kerupuk atau keripik, nanti juga kami fasilitasi. Jadi kemandirian ekonominya yang kami bangun,” kata dia.
Salah satu nasabah PNM Mekar yang ikut Baking Class, Mustarisa (24) mengaku senang dengan pelatihan ini. Dia merupakan tuna wicara, namun itu tidak menghalangi semangatnya untuk belajar dan tekadnya untuk berkembang.
”Saya senang dengan pelatihan ini, banyak juga ibu-ibu yang ikut, jadi seru. Memang saya hobi bikin kue, makanan, dan camilan-camilan,” tuturnya.
Dia juga mengaku, setelah ini ingin berjualan kue. ”Setelah ini saya mau bikin kue dan jualan kue juga,” kata dia.