Hari ketiga difokuskan pada praktik lapangan melalui city tour ke beberapa destinasi ikonik Makassar, seperti Pelabuhan Paotere, Balla Lompoa, dan Benteng Somba Opu.
Kegiatan dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulsel, Dr. H. M. Arafah, ST, MT, dan dihadiri oleh sejumlah tokoh pariwisata termasuk Kadispar Kota Makassar, serta perwakilan dari DPD PHRI, IHGMA, ASTINDO, ASPPI Sulsel, dan Yayasan JOKKA Kreatif Indonesia.
Kehadiran para stakeholder tersebut menambah bobot acara dan membuka peluang sinergi antarorganisasi dalam pengembangan SDM pariwisata.
Ketua Panitia sekaligus Ketua Biro Pendidikan, Pelatihan & Pengembangan Anggota DPD HPI Sulsel, Dr. Asdar, S.Pd., M.Pd., mengatakan, bahwa pelatihan ini menjadi bukti bahwa DPD HPI mampu menyelenggarakan pelatihan berkualitas secara mandiri.
Ia mengapresiasi kerja keras tim panitia serta keterlibatan semua pihak yang menjadikan kegiatan ini sukses, meskipun digarap dalam waktu yang sangat singkat.
“Selain teori dan praktik, pelatihan ini juga menekankan pada kompetensi etika profesi, komunikasi lintas budaya, serta pendekatan pelayanan pada wisatawan berkebutuhan khusus,” ucapnya.
Konteks tersebut kata dia, penting dalam membentuk pramuwisata madya yang bukan hanya pandai bercerita, tetapi juga memahami kebutuhan dan ekspektasi wisatawan dari berbagai latar belakang.
Peserta yang lulus akan mendapatkan sertifikat yang diakui secara nasional sebagai pramuwisata madya.
“Sertifikasi ini memberi nilai tambah signifikan bagi pemandu dalam meningkatkan kredibilitas dan memperluas peluang kerja, baik di dalam negeri maupun dalam jaringan pariwisata internasional,” ungkapnya.