English English Indonesian Indonesian
oleh

RS Hermina Makassar Ajak Bidan di Sulsel Ikut Seminar Ilmiah, Bahas Diagnosis dan Penanganan Stunting

“Sekitar 15 ribu anak di 500 desa akan mendapat intervensi melalui APBD Pemprov,” tambahnya.

Masalah stunting menurutnya tak lepas dari berbagai faktor, mulai dari pola asuh yang kurang tepat, gizi yang tidak seimbang, hingga pernikahan anak dan pendidikan rendah pada ibu.

“Bantuan sosial untuk keluarga rentan sangat penting untuk memastikan anak-anak tidak mengalami gizi buruk akibat kekurangan makanan,” ujarnya.

Direktur RS Hermina Makassar, dr. Sulfikar Andi Goesli, menyoroti pentingnya tema seminar tersebut.

“Tema ini sangat strategis karena kita tidak bisa pungkiri masih banyak anak-anak yang mengalami gizi buruk,” katanya.

Ia menyambut baik pendekatan edukatif dalam seminar ini yang melibatkan spesialis kebidanan dan anak. Menurutnya, edukasi pada ibu hamil adalah kunci utama dalam pencegahan stunting sejak dini.

“Bidang kebidanan ini sangat strategis karena langsung menghadapi ibu hamil. Dengan edukasi, gizi ibu bisa terjaga dan berdampak positif pada kesehatan anak,” jelasnya.

Ia juga menekankan pentingnya pencegahan dibandingkan penanganan. “Segala-galanya adalah pencegahan. Supaya anak-anak tidak jatuh ke kondisi gizi buruk,” ujarnya.

Namun demikian, jika kondisi gizi buruk sudah terjadi, penatalaksanaan medis harus segera dilakukan. “Ketika jatuh pada gizi buruk, itu sudah ada penatalaksanaannya,” tambahnya.

Seminar ini juga menjadi momentum untuk menyatukan langkah antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan stunting secara holistik.

Acara ini diselenggarakan dengan dukungan dari RS Hermina Makassar, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, dan Lembaga Diklat Profesi IDI.

News Feed