Teranyar, Sekolah Islam Athirah melalui Departemen Kurikulum membentuk Pelita atau Peneliti Muda Athirah.
Wadah ini memberikan ruang bagi siswa untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan keterampilan riset yang tinggi, yang menjadi modal utama dalam kompetisi seperti OPSI.
Para siswa tidak hanya didorong untuk menguasai teori, tetapi juga mampu menerapkannya dalam penelitian yang inovatif dan relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan saat ini.
Kepala Departemen Kurikulum, Sekolah Islam Athirah, Saharuddin mengatakan, lolosnya 19 judul penelitian ini merupakan bukti nyata dari hasil pembinaan yang terstruktur dan didukung oleh para pembina yang kompeten di sekolah.
Hal ini sekaligus menjadi sejarah baru lahirnya budaya riset di Sekolah Islam Athirah.
“Lolosnya 19 proposal penelitian dari siswa Sekolah Islam Athirah (SIA) dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) menjadi sejarah baru yang menandai budaya riset di Sekolah Islam Athirah. Ke-19 proposal ini akan masuk tahap penelitian lapangan dan eksperimen laboratorium hingga Oktober mendatang,” terang Saharuddin.
Ia berharap, siswa yang tergabung dalam Pelita kelak menjadi ikon pemikiran kirits yang akan berkontribusi dalam bidang kemanusiaan dan ilmu pengetahuan.
“Para siswa yang tergabung dalam Pelita, diharapkan menjadi duta dan icon pemikiran kritis, sistematis, dan investigatif yang kelak akan menjadi periset handal level dunia yang bisa berkontribusi untuk kemanusiaan dan limu pengetahuan,” pungkasnya.
Keikutsertaan dan keberhasilan Sekolah Islam Athirah dalam OPSI juga menunjukkan bahwa sekolah tidak hanya fokus pada prestasi akademik semata, tetapi juga menanamkan nilai-nilai karakter seperti tanggung jawab, disiplin, dan kerja sama tim yang kuat. Ini sejalan dengan tradisi sekolah yang mengedepankan keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai keislaman.