English English Indonesian Indonesian
oleh

Unhas Perekat Timur dan Barat: Perempuan Berdaya, Anak Terlindungi Menuju Generasi Emas 2045

Kehadiran Menteri Arifatul serta keterlibatan langsung pihak rektorat dan Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) menunjukkan bahwa Unhas tidak hanya berbicara, tetapi juga mengambil tindakan nyata. Hal ini menjadi preseden positif bagi kampus-kampus lain di Indonesia.

Menteri Arifatul Choiri Fauzi mengapresiasi langkah Unhas dan menilai komitmen institusi pendidikan seperti ini sebagai bentuk nyata sinergi menuju “Perempuan Berdaya, Anak Terlindungi,” yang menjadi semangat dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.

Dalam pemaparannya, Menteri Arifatul menekankan pentingnya membangun kedekatan emosional dalam upaya perlindungan perempuan dan anak.

“Kita perlu ruang bersama dan ruang dialog yang lahir dari keprihatinan kolektif atas maraknya kekerasan, terutama terhadap perempuan dan anak,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pengaruh negatif gawai dan media sosial sebagai salah satu penyebab kekerasan.

“Saat ini semua informasi mudah diakses, tetapi tidak semuanya bersifat positif. Gadget bisa menjadi sumber kekerasan psikis, verbal, bahkan seksual jika tidak dikendalikan,” tambahnya.

Menteri Arifatul berharap ruang dialog dan aksi seperti ini dapat terus berlanjut.

“Kita tidak bisa membangun generasi emas jika perempuan tidak diberdayakan dan anak-anak tidak terlindungi,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Satgas PPKS Unhas, Prof. Dr. Farida Patittingngi, SH, menyampaikan bahwa berdasarkan survei internal, sebanyak 77 persen dosen di Indonesia mengakui adanya kekerasan seksual di kampus, namun 63 persen kasus tidak pernah dilaporkan.

News Feed