English English Indonesian Indonesian
oleh

Suku Bunga Turun, Sinyal Pemulihan Ekonomi

“Penurunan ini didasarkan pada kondisi makro yang cenderung stabil. Inflasi rendah dan terkendali, nilai tukar Rupiah relatif terjaga walaupun sempat melemah, dan indikator pengangguran serta kemiskinan menunjukkan tren perbaikan,” jelas Marsuki.

Ia menyebut, transmisi kebijakan moneter melalui penurunan suku bunga acuan ini diharapkan dapat mendorong konsumsi rumah tangga dan investasi pelaku usaha, terutama di sektor riil. Selain itu, arus barang lintas wilayah juga semakin lancar, serta kepercayaan konsumen dan produsen mulai menguat.

Namun, Marsuki juga memberi catatan penting bahwa tantangan eksternal dan ketidakpastian global masih menjadi hambatan psikologis bagi pelaku ekonomi.

“Dengan kondisi global yang masih penuh risiko, seperti tensi geopolitik dan perlambatan ekonomi negara mitra dagang, pelaku usaha masih banyak yang wait and see. BI mencoba membangun optimisme, tapi perlu didukung kebijakan fiskal dan jaminan kepastian hukum,” ujarnya.

Guru besar Unhas ini menyimpulkan bahwa penurunan suku bunga ini baru menjadi stimulan awal. Pemerintah dan otoritas fiskal perlu mempercepat realisasi anggaran, menjaga stabilitas politik dan hukum, serta meningkatkan efisiensi birokras. “Hal agar sentimen positif ini benar-benar mampu mengangkat konsumsi dan produksi masyarakat luas,” ulasnya.

Sementara itu, ekonom dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Sutardjo Tui, menyampaikan pandangan yang lebih kritis terhadap efektivitas penurunan BI Rate. Menurutnya, meskipun penurunan suku bunga acuan adalah langkah yang tepat secara teoritis, namun dalam praktiknya, belum tentu mampu langsung menggerakkan aktivitas ekonomi secara signifikan.

News Feed