FAJAR, PANGKEP — Rapat Koordinasi TPAKD Pangkep mengungkap tren positif pertumbuhan sektor jasa keuangan di daerah tersebut. Analis Senior OJK, Indra Natsir Dahlan, menyampaikan bahwa hingga Maret 2025, kinerja industri perbankan di Pangkep menunjukkan pertumbuhan yang sehat dan inklusif.
“Pertumbuhan aset dan penyaluran kredit yang positif ini menjadi indikasi bahwa sektor jasa keuangan di Pangkep mampu menjangkau masyarakat produktif, termasuk UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal,” ujarnya, Rabu, 21 Mei 2025.
Total aset perbankan tercatat mencapai Rp2,22 triliun, tumbuh 0,90% secara tahunan (yoy). Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat menjadi Rp1,43 triliun, sementara penyaluran kredit naik signifikan hingga menyentuh Rp2,19 triliun. Tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) berada pada level tinggi sebesar 153,54%, dengan Non-Performing Loan (NPL) tetap terkendali di angka 2,28%.
Kredit produktif mendominasi komposisi pembiayaan dengan porsi 55,22%, terutama disalurkan ke sektor perdagangan dan pertanian. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga telah mencapai Rp120 miliar, mencerminkan sinergi yang solid antara pemerintah dan lembaga keuangan.
Program Unggulan TPAKD Dorong Pemerataan Akses Keuangan
TPAKD Pangkep terus mempercepat pelaksanaan program-program unggulan yang tertuang dalam Peta Jalan TPAKD Sulawesi Selatan 2025. Di antaranya:
- EPIKS (Ekosistem Pondok Pesantren Inklusif Keuangan): Dorong literasi dan akses keuangan syariah.
- Klasterisasi UMKM: Membentuk 1.308 klaster dengan pembiayaan Rp681,93 miliar untuk 19.526 debitur di Sulsel dan Sulbar.
- Program Layarku: Menjangkau desa dan pulau-pulau lewat edukasi keuangan.
- Ekosistem Keuangan Inklusif Desa: Mendorong layanan keuangan berkelanjutan di desa.
- Budidaya Pisang Cavendish: Menjadi bagian dari pengembangan ekonomi daerah berbasis komoditas unggulan.
“Program-program ini bukan hanya soal pembiayaan, tapi juga tentang menciptakan ekosistem ekonomi lokal yang inklusif dan berdaya saing,” jelas Moch. Muchlasin, Kepala OJK Sulselbar.
Desa Mandiri Naik Dua Kali Lipat, Dana Desa Dioptimalkan
Penguatan peran desa dalam pembangunan inklusif turut menjadi fokus. Kepala Seksi PPA II B Kanwil DJPb Sulsel, Iman Rohendiawan, menegaskan bahwa pemanfaatan dana desa harus diarahkan untuk mendorong kemandirian dan inklusi keuangan.
“Kuncinya ada pada transparansi, peningkatan kapasitas aparatur desa, dan digitalisasi. Kami dorong desa menjadi motor ekonomi yang mandiri dan adaptif terhadap perkembangan zaman,” ujarnya.