Kepala Desa Baji Mangngai, Abdul Latif, mengapresiasi dukungan tersebut. Dia menyebut bahwa program ini berdampak langsung terhadap peningkatan pengetahuan dan kesiapan warga.
“Kami sangat terbantu. Ini bukan hanya latihan, tapi juga pembelajaran penting bagi warga untuk tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran,” katanya.
Area Manager Communication, Relation & CSR Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw, menambahkan bahwa pendekatan preventif seperti ini sejalan dengan komitmen Pertamina terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) nomor 11. Yaitu menciptakan permukiman yang aman dan tangguh.
“Pencegahan adalah langkah paling efektif dan murah dalam manajemen risiko bencana. Itulah kenapa kami terus melibatkan masyarakat dalam edukasi dan kesiapsiagaan,” ujar Fahrougi.
Dalam kegiatan tersebut, warga juga dibekali pengetahuan mengenai penggunaan APAR, teknik penanganan kebakaran akibat kebocoran gas LPG, serta pentingnya pelaporan dini ke pihak berwenang. Pertamina menargetkan simulasi serupa rutin dilakukan untuk meminimalisasi risiko sekaligus meningkatkan kesadaran kolektif di wilayah dengan potensi bahaya tinggi. (edo)
