Ia mengatakan, jika berjalan dengan baik ekosistem insenerator ini juga bisa mengelola sampah dari luar daerah. Apalagi kata dia sekitar tiga tahun sampah di TPA Passipo akan habis.
“Bisa (sampah) dari sengkang atau daerah lain, untuk memenuhi kebutuhan sampah ini,” ujarnya.
Dray mengatakan pihaknya telah berkonsultasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup terkait rancangan ini, dan telah diterima oleh pusat. Sementara untuk pembanguannnya, kata Dray direncanakan tahun ini, dan diprediksi akan rampung di tahun 2027 atau dua tahun ke depan.
Ditemui terpisah, Wakil Ketua Komisi III DPRD Bone, Andi Adhar turut mengapresiasi rencana ini. Menurutnya konsep ini bisa menjadi solusi komprehensif untuk TPA Passipo yang telah overload.
“Saya kira Pak Kadis punya konsep memang, bagaimana sampah ini tidak lagi jadi beban di Bone, tapi bisa menghasilkan,” kata Adhar.
Lebih lanjut, Adhar mengatakan DPRD Bone siap memfasilitasi penuh agar konsep yang dirancang ini bisa diwujudkan di Bone.
“Kami sudah tinjau beberapa, termasuk di Passippo ini, kami ingin sampah di Bone ini tidak merusak. Sampah bahkan bisa berdampak hukum ke daerah kita (isu lingkungan). Jadi saya salut saya kita seluruh elemen harus mendukung gerakan ini,” tandasnya. (an)
