FAJAR, BONE — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bone bakal mengajukan pembangunan insenerator listrik menggunakan bahan bakar dari sampah.
Ini menjadi solusi dalam mengatasi kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Passipo yang tengah overload.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bone, Dray Vibrianto menerangkan, proyek ini akan masuk dalam program penanganan sampah berkelanjutan Pemkab Bone.
Masing-masing akan disokong menggunakan anggaran Bantuan Keuangan Provinsi dan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dengan total nilai proyek mencapai Rp26,7 miliar.
Dray mengatakan energi listrik yang dihasilkan dari sampah ini sementara akan mentenagai ekosistem pengelolaan sampah berkelanjutan bersama dengan bantuan PLN dan Tenaga Surya.
Ekosistem yang ditenagai ini mencakup insenerator itu sendiri, pabrik pengelolaan sampah organik menjadi pupuk dan dan pabrik pengelolaan sampah plastik menjadi paving blok dan furniture yang juga akan dibangun dalam satu paket proyek ini.
“Jadi output dari sini (insenerator) itu akan menjadi energi turbin, itu dia akan masuk lagi ke sini (ekosistem TPA). Jadi ini akan menggerakkan semua pengelolaan sampah ini secara mandiri,” imbuh Dray saat ditemui FAJAR, Jumat, 9 Mei 2025, pekan lalu.
Dray menerangkan, sampah yang masuk ke dalam insenerator pun merupakan sampah akhir yang sudah tak bisa lagi dikelola oleh pabrik sampah organik menjadi pupuk dan pabrik sampah plastik menjadi furniture, sehingga pembakaran ini diklaim akan sangat efisien.
“Kita hitung dengan sistem ini di tahun kedua ada profit antara Rp200 juta hingga Rp300 juta yang kita dapatkan,” ujarnya.