FAJAR, MAKASSAR- Konsep ekonomi Mohammad Hatta kembali dibedah dalam diskusi “Membaca Kembali Bung Hatta” seri ke-6, yang diselenggarakan oleh Ma’REFAT INSTITUTE, Forum Alumni Sekolah Pemikiran Bung Hatta (FA-SPBH), dan Book Club Alumni SPBH-1. Acara yang berlangsung di Kantor LINGKAR-Ma’REFAT Makassar ini menghadirkan dua akademisi muda sebagai pemantik: Andi Risfan Rizaldi, S.E., M.M., Dosen Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah (UNISMUH) Makassar, dan Ahmad Faqhruddin, S.E., M.Ec.Dev., Dosen Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB) Universitas Negeri Makassar (UNM).
Diskusi yang mengambil topik “Kebijakan Ekonomi Indonesia, dari Buku 4: Keadilan Sosial dan Kemakmuran, Karya Mohammad Hatta” ini dihadiri oleh beragam peserta, mulai dari akademisi, pelaku UMKM, NGO, ASN, karyawan swasta, hingga mahasiswa.
Ahmad Faqhruddin, yang akrab disapa Adin, mengawali sesi dengan membedah pemikiran ekonomi makro Bung Hatta. Menurut Adin, Konsep Ekonomi Kerakyatan Bung Hatta sangat menekankan kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial, dengan fokus pada penguatan pasar dalam negeri dan peran aktif masyarakat dalam pembangunan ekonomi. Adin merinci pemikiran ekonomi Hatta ke dalam enam poin penting: Motif ekonomi, Prinsip ekonomi dalam industri, Prinsip ekonomi dalam transportasi, Pandangan Hatta terkait pembangunan industri, Pandangan Hatta terkait transmigrasi, dan Pandangan Hatta terkait perencanaan ekonomi.
Pada sesi berikutnya, Andi Risfan Rizaldi atau Risfan, memaparkan landasan historis yang melahirkan pandangan ekonomi Bung Hatta. Risfan menjelaskan bahwa ada tiga hal utama yang mendasari pemikiran ekonomi Hatta: 1.Keprihatinan atas warisan kolonial yang merusak struktur ekonomi bangsa. 2. Kebutuhan untuk menegaskan sistem ekonomi alternatif yang berbasis nilai-nilai luhur bangsa. 3. Dorongan kuat untuk membangun masyarakat adil, makmur, dan berdaulat melalui sistem ekonomi yang menempatkan rakyat sebagai subjek pembangunan, bukan objek.