English English Indonesian Indonesian
oleh

Unhas Kokohkan Peran Kampus Berdampak dan Mengabdi untuk Negeri

FAJAR, MAKASSAR— Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menegaskan komitmennya sebagai kampus berdampak dan relevan secara sosial melalui pelaksanaan Training of Trainer (ToT) bagi Calon Dosen Pendamping KKN (DPK) Gelombang 114. Kegiatan yang berlangsung di Aula Gedung Ipteks ini diselenggarakan oleh Subdirektorat Pembelajaran Berbasis Pengabdian kepada Masyarakat (PBPM).

ToT ini bertujuan memberikan gambaran awal kepada para dosen mengenai berbagai model KKN transformatif yang relevan dengan paradigma pendidikan tinggi saat ini. Dengan demikian, para pendamping tidak hanya memahami aspek teknis, tetapi juga mampu menempatkan KKN sebagai sarana strategis dalam membentuk mahasiswa yang adaptif, solutif, dan berdampak di masyarakat.

Mewakili pimpinan universitas, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. drg. Muhammad Ruslin, M.Kes., Ph.D., Sp.BM(K), dalam sambutannya menegaskan bahwa arah transformasi pendidikan tinggi saat ini tidak boleh semata akademik, melainkan harus menyentuh kebutuhan masyarakat secara langsung.

“Transformasi pendidikan tinggi yang berdampak adalah ketika kampus hadir bukan hanya untuk mengajar, tetapi menjawab kebutuhan riil masyarakat. KKN harus berbasis pada realitas lokal yang menuntut solusi, bukan sekadar kegiatan rutinitas,” tegasnya.

Materi utama disampaikan oleh Ir. Sahriyanti Saad, S.Hut., M.Si., Ph.D., yang menekankan pentingnya perubahan paradigma pendidikan dari model konvensional menjadi transformatif.
“Kampus harus menjadi pusat solusi. Dalam ekosistem pendidikan baru, dosen dan mahasiswa bukan hanya pelaku akademik, tetapi juga duta inovasi sosial. Melalui KKN, kampus belajar untuk beradaptasi, berjejaring, dan berdampak di tengah masyarakat,” ujarnya.

Kepala Subdit PBPM, Dr. Ir. Syarifuddin Mabe Parenreng, ST., MT., IPU., CSRS., CRMP., menambahkan bahwa KKN harus ditempatkan sebagai bagian dari strategi transformasi kampus yang tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi menghadirkan dampak.

“Pengabdian tidak dimulai saat mahasiswa tiba di desa, tetapi sejak kita menyiapkan mereka di kampus. KKN sebelum berdampak di lapangan, sejatinya sudah berdampak dalam cara berpikir dan bertindak,” ujarnya.

KKN Gelombang 114 dirancang berbasis kebutuhan nyata mitra. Lebih dari 696 desa/lurah telah mengajukan diri sebagai lokasi, dengan fokus tematik pada isu-isu strategis seperti Pemberdayaan Masyarakat, Literasi Perpusnas, Teknologi Tepat Guna, Kesehatan, dan tema-tema lainnya.

Mitra strategis yang terlibat meliputi PT Vale Indonesia, PT Semen Tonasa, Kalla Group, Bank BCA, Perpusnas, PT Mars Symbioscience, dan berbagai instansi lainnya. Selain itu, program ini juga bersinergi dengan agenda nasional Kemendiktiristek melalui skema KKN Kebangsaan, yang menempatkan Unhas sebagai aktor penting dalam pembangunan berbasis pengabdian lintas wilayah.

Seluruh proses KKN dikelola melalui aplikasi SIM KKN, mulai dari penempatan, pemetaan kebutuhan, hingga pelaporan dan hilirisasi inovasi mahasiswa. Hilirisasi menjadi bagian penting dalam pelaksanaan, yakni proses menjadikan temuan lapangan sebagai produk nyata yang berdampak luas dan berkelanjutan.
Kegiatan ToT ditutup dengan foto bersama seluruh peserta dan pemateri, sebagai simbol kesiapan kolektif menyambut pelaksanaan KKN Gelombang 114 yang akan dimulai Juni 2025 mendatang.

Melalui kegiatan ini, Unhas kembali menegaskan bahwa pengabdian bukan hanya cita-cita akademik, tetapi arah strategis institusi. Kampus Berdampak adalah kampus yang menjawab, menyatu, dan mengakar di tengah masyarakat bahkan sebelum langkah pengabdian itu dimulai. (*)

News Feed