“Sesuai tugas yang telah diamanahkan kepada kami untuk memberikan kepastian layanan kesehatan bagi jamaah, maka kami akan selalu siap dan hadir mendampingi jamaah. Kami ingin tidak hanya memberikan layanan medis, tetapi juga rasa tenang bagi jamaah dan keluarganya di tanah air,” tutur Dr. Rusli.
Layanan kesehatan menjadi salah satu komponen penting dalam penyelenggaraan haji, terlebih pada musim haji tahun 2025 ini, di mana lebih dari 24 persen jamaah Indonesia merupakan lanjut usia (lansia) dan disabilitas. Kondisi tersebut menuntut kesiapan lebih dari tim kesehatan untuk memberikan perhatian ekstra.
Selain pelayanan langsung di hotel, tim kesehatan juga aktif melakukan edukasi kepada jamaah terkait pentingnya menjaga pola makan, hidrasi yang cukup, istirahat yang teratur, serta penggunaan alat bantu bagi yang membutuhkan. Pendekatan ini bertujuan mencegah kondisi darurat sejak dini dan mengurangi beban penanganan di rumah sakit sektor maupun KKHI (Klinik Kesehatan Haji Indonesia).
Tidak hanya di sektor 10, pelayanan kesehatan prima juga dirasakan di sektor-sektor lain, yang tersebar di seluruh wilayah akomodasi jamaah di Makkah, Madinah, dan wilayah Armuzna. Koordinasi yang solid antar tim kesehatan, petugas kloter, dan sektor terbukti efektif dalam menciptakan ekosistem layanan haji yang terintegrasi.
Diharapkan, dengan adanya dukungan dari tim kesehatan yang profesional dan sigap, seluruh jamaah haji Indonesia dapat menjalankan seluruh rangkaian ibadah dengan lancar dan sehat, serta kembali ke tanah air dalam kondisi prima. Pelayanan ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam melindungi jamaah haji secara menyeluruh, dari aspek ibadah hingga aspek kesehatan. (sg)