English English Indonesian Indonesian
oleh

Hal Negatif yang Dialami Jamaah Haji di Tanah Suci Bukan Azab

FAJAR, MAKKAH- Sebagian masyarakat Indonesia menilai bahwa hal kejadian yang tidak diinginkan atau hal yang negatif lainnya dianggap sebagai azab atas perilakunya di Tanah Air. Sehingga selama ini anggapan tersebut memunculkan stigma.

Mustasyar Diny PPIH Arab Saudi, KH Abdul Moqsith Ghazali mengajak masyarakat untuk berpikir jernih atas apa yang terjadi atau dialami oleh jamaah haji. Hal ini juga untuk memberikan rasa tenang, baik bagi jamaah haji itu sendiri atau keluarganya.Ia memberikan penjelasan terkait beberapa jamaah haji demensia yang dinilai kerap berperilaku dan berpikir aneh. Misal ada yang tiba-tiba ingin pulang, teringat ladang dan hewan ternaknya di kampung, dan lain-lain.

“Itu bukan azab. Kita perlu memahami kondisi jamaah haji yang memerlukan penyesuaian. Apalagi kondisi Saudi panas dan mereka habis perjalanan jauh,” kata Moqsith saat memberikan pandangan keagamaan tentang ibadah haji, Minggu 18/5/2025) di Makkah, Arab Saudi.

Moqsith yang juga dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ingin menegaskan bahwa kondisi jamaah haji perlu dilihat dari sisi kesehatan mengingat faktor lingkungan dan cuaca panas di Saudi.

Sebelumnya, Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah, dokter Edi Supriyatna mengatakan bahwa gangguan demensia, yaitu gangguan kesehatan yang menurunkan daya ingat dan berpikir logis, muncul disebabkan karena salah satunya faktor kelelahan ditambah cuaca panas.

“Cuaca panas ini menyebabkan dehidrasi yang kemudian berdampak pada demensia waktu dan tempat bagi seseorang,” ujar dokter Edi di kantor KKHI Makkah.Edi menandaskan bahwa gangguan kesehatan seperti demensia bisa menimpa siapa saja bukan hanya jamaah haji lansia, tetapi juga seluruh jamaah, termasuk jamaah yang tergolong muda. (sg)

News Feed