Terakhir, PSM meminta kepada Komite Banding PSSI, jika memang hal itu tidak bisa diwujudkan, maka setidaknya sanksi Yuran bisa dikurangi. Sebab, sanksi 12 bulan dan denda Rp25 juta dianggap terlalu berlebihan.
”Apabila Komite Banding PSSI berpendapat lain, mohon agar kiranya dapat mempertimbangkan untuk mengurangi atau pun mengganti bentuk sanksi yang diberikan, dengan keputusan yang seadil-adilnya,” harapnya.
Ajang Evaluasi
Kritik tak boleh dibungkam. Alih-alih pemberi kritik diserang dengan full power. Sejatinya, PSSI dan PT LIB introspeksi diri dan berbenah usai mendapat kritik tajam dari pemain asing profesional.
Salah satu suporter PSM Makassar, Muhammad Akbar berharap, Komite Banding PSSI seharusnya menerima permohonan PSM. Sebab, sanksi yang diberikan kepada Yuran terlalu berlebihan.
”Seharusnya diterima, karena sanksi 12 bulan untuk Yuran itu terlalu berlebihan. Selain diterima sih seharusnya memang dibatalkan, karena tindakan yang dilakukan sama Yuran itu justru seharusnya menjadi ajang evaluasi,” kat dia.
Selain itu, dia juga menilai PSSI sebaiknya mulai berbenah dengan banyaknya kontroversi yang terjadi di lapangan. Sebab, selain Yuran dan PSM, beberapa klub lain juga sempat menyampaikan keluhan yang sama, terkait dengan kepemimpinan wasit yang dianggap tidak fair.
”Ini kan kejadiannya sudah banyak. Klub-klub lain juga banyak protes, termasuk PSBS sama Semen Padang. Jadi memang PSSI seharusnya berbenah, tidak boleh baper. Ini harus dijafikan sebagai ajang intropeksi dan evaluasi,” harapnya. (wid/zuk)