Di Bandara Jeddah, semua layanan akan ditangani langsung syarikah, sehingga jamaah akan dipisah berdasarkan syarikah yang ada. Dengan layanan berbasis syarikah, Basir menyebut tidak menutup kemungkinan ada beberapa kelompok terbang (kloter) yang juga berbeda syarikah, termasuk keluarga antar-jemaah.
“Potensi berpisah dengan keluarga memang itu satu hal yang tidak bisa dihindarkan. Tapi kita akan mencoba melobi ke Kementerian Haji di Bandara Jeddah kalau memang memungkinkan untuk bisa digabungkan. Tapi kalau memang tidak bisa, toh itu hanya berpisah dalam waktu yang tidak lama. Nanti Daker Makkah yang akan mengurus penggabungan mereka Kembali,” ujarnya.
Karena itu, ia berharap kepada PPIH Embarkasi untuk memberikan tanda khusus kepada jemaah haji yang tergabung dalam kelompok syarikah yang besar.“Ini memudahkan kami memisahkan mereka ketika kita mengidentifikasi tanda-tanda yang ada di pakaian maupun di tangan mereka. Termasuk penggunaan tanda warna di koper mereka, itu akan kita berikan kepada jemaah,” ujarnya.
Berbekal tanda-tanda itu, petugas yang ada di Daker Makkah lebih mudah memisahkan koper-koper jamaah dari syarikah. Semua ini, kata Basir, membutuhkan komitmen dan konsistensi dari PPIH embarkasi untuk bisa mensosialisasikan kepada para jemaah haji.Basir juga mengungkapkan adanya tambahan layanan di Bandara Jeddah yang tidak ada di Madinah yakni layanan kesehatan.
Di kawasan ini, PPIH Bandara menyiapkan ruangan khusus untuk memberikan perawatan darurat kepada jemaah yang membutuhkan. (sg)