English English Indonesian Indonesian
oleh

Potret Kontemporer Kota Palopo di Mata Haidir Basir

  1. Pengembangan Wilayah Kota Baru Mandiri

Melihat keterbatasan ruang Kota Tua, HB sejak dulu mendorong pengembangan wilayah baru. Lahan seluas 32 hektar dari kawasan Lewadang hingga Mungkajang telah disiapkan untuk menjawab tuntutan ruang publik, sarana bisnis, dan perumahan baru. Rencana ini mengarah pada tumbuhnya kota mandiri yang modern tanpa membebani pusat kota lama.

Diperlukan penyusunan RTBL dan desain detail pembangunan yang mengutamakan keberlanjutan, aksesibilitas, dan pemerataan pembangunan.

  1. Penataan Sungai Amassangan dan Sungai Boting

Kedua sungai ini adalah nadi Kota Palopo. Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir, bencana banjir kerap melanda akibat kerusakan kawasan hulu, pendangkalan aliran, dan kekumuhan bantaran sungai. HB menawarkan pendekatan integratif—dari hulu, tengah, hingga hilir—melibatkan masyarakat, memperbaiki hutan tangkapan air, pengerukan dasar sungai, dan pelurusan alur hingga ke Teluk Bone.

Pelestarian jangka panjang perlu dibiayai dari berbagai sumber, termasuk Balai DAS dan Bank Dunia. Tujuannya jelas: menjadikan sungai sebagai aset ekologis, bukan sumber bencana.

Melalui gagasan-gagasan ini, HB tak hanya menunjukkan kapasitas intelektual dan emosionalnya terhadap kota, tetapi juga kepemimpinan visioner yang siap membawa Palopo ke arah baru. Saya meyakini, Kota Palopo membutuhkan sosok seperti HB yang tak hanya memahami sejarahnya, tetapi juga memiliki cetak biru pembangunan masa depan. Dalam doaku, semoga beliau terus diberi kesehatan dan kesempatan untuk mengabdi dalam bentuk apapun, bahkan sebagai pemimpin yang lebih tinggi di Kota Palopo. (sae)

News Feed