“Kami ingin membantu masyarakat melakukan deteksi dini terhadap hipertensi dan kondisi jantung lainnya agar risiko komplikasi bisa ditekan,” ujarnya.
Pentingnya deteksi dini juga menjadi tema sentral dalam workshop yang digelar OMRON bersama InaSH bertajuk “A Multidisciplinary Approach on Hypertension: From Diagnosis to Current Management.”
Workshop ini dihadiri oleh tenaga medis dari berbagai kota di Indonesia Timur dan membahas pendekatan terkini dalam penanganan hipertensi secara komprehensif. Digelar di Claro Hotel, Jumat,16 Mei.
Anggota Dewan Perhimpunan Hipertensi Indonesia, Dr. Rarsari Soerarso Pratikto, Sp.JP(K), FIHA, menegaskan bahwa kesenjangan akses terhadap alat diagnosis dan edukasi tentang hipertensi di wilayah timur masih menjadi tantangan.
“OEC di Makassar diharapkan dapat menjadi model solusi yang bisa direplikasi di wilayah lain untuk mempercepat penanganan hipertensi,” katanya.
Menilik data dari Dinas Kesehatan Makassar, pada 2021 tercatat sekitar 283.195 penduduk usia 15 tahun ke atas mengalami hipertensi. Jumlah ini menurun menjadi 193.816 pada 2022 dan 159.171 pada periode Januari hingga September 2023.
Meskipun ada penurunan, angka ini tetap menunjukkan perlunya pendekatan sistematis dan berkelanjutan dalam pengendalian hipertensi.
Misi global OMRON yang bertajuk “Going for ZERO” menargetkan penciptaan masyarakat yang bebas dari penyakit kardiovaskular.
Melalui edukasi, inovasi produk, dan penyediaan akses langsung ke alat medis yang terpercaya, OMRON berupaya menjadi pelopor dalam transformasi gaya hidup masyarakat menuju pola hidup sehat.
