English English Indonesian Indonesian
oleh

Prof Akhmar: Dari Aktivis ke Kursi Dekan FIB Unhas, Target Fakultas Bereputasi Internasional

FAJAR, MAKASSAR – Universitas Hasanuddin (Unhas) melantik Prof. Dr. Andi Muhammad Akhmar, M.Hum., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) pada Kamis, 15 Mei 2025. Prof. Akhmar menggantikan Prof. Dr. Akin Duli, M.A., yang telah menjabat selama dua periode. Pria kelahiran Cinnong, Bone, pada 16 Maret 1969 ini akan memimpin FIB untuk periode 2025-2029.

Acara pelantikan berlangsung di Lantai Dasar Gedung Rektorat Unhas dan dipimpin langsung Rektor Unhas, Prof. Jamaluddin Jompa. Turut hadir dalam acara tersebut jajaran pimpinan universitas dan civitas akademika FIB.

Usai dilantik, Prof Akhmar juga menerima Surat Keputusan (SK) Guru Besar. Dosen Sastra Daerah FIB Unhas ini dikenal sebagai pakar dalam bidang kajian Sastra dan Budaya.

Prof Akhmar bukanlah sosok baru di lingkungan Unhas. Semasa menjadi mahasiswa, ia aktif dalam organisasi kemahasiswaan dan pernah menjabat sebagai Ketua Senat Fakultas Sastra. Setelah menjadi dosen Sastra Daerah FIB Unhas, ia mengemban sejumlah jabatan strategis, di antaranya Wakil Dekan III FIB dan Wakil Dekan II FIB Unhas.

Pada periode kedua kepemimpinan Prof Akin Duli, dia turut mencalonkan diri sebagai dekan. Namun, saat itu Prof Akin Duli memperoleh suara terbanyak. Meskipun tidak terpilih menjadi dekan, pada tahun 2022, Akhmar dipercaya oleh Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa, untuk menjabat sebagai Direktur Hubungan Alumni Universitas Hasanuddin (Unhas).

Barulah pada pemilihan Dekan FIB bulan Februari 2025, Prof Akhmar kembali maju dan berhasil mengungguli lima rivalnya dengan meraih 21 suara dari total 37 suara yang diperebutkan.

Di dunia akademik, Prof Akhmar dikenal sebagai seorang intelektual dan penulis buku. Dia memiliki ketertarikan mendalam pada budaya dan naskah-naskah La Galigo. Salah satu karyanya adalah buku berjudul “Islamisasi Bugis: Kajian Sastra Atas La Galigo Versi Bottinna I La Déwata Sibawa I Wé Attaweq (POD)”. Pemikirannya juga sering dikutip oleh media massa dalam membahas berbagai isu kebudayaan. Bahkan menjadi panelis debat calon kepala daerah.

Setelah resmi menjabat, Prof Akhmar mengaku, akan segera membangun koordinasi dengan seluruh jajaran di FIB untuk mengakselerasi program-programnya.

“Tantangan ke depan jauh lebih berat. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama yang baik. Misalnya, turut mendukung internasionalisasi Ilmu Budaya dan berkontribusi pada upaya Unhas untuk masuk dalam jajaran 1000 universitas terbaik dunia versi QS World University Ranking, sesuai dengan cita-cita Bapak Rektor,” ungkapnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, menurutnya, diperlukan publikasi penelitian yang berkualitas, sitasi yang baik, serta pengakuan dari peneliti dan akademisi di tingkat internasional.

Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa menegaskan, komitmennya untuk terus berupaya mencapai target masuk dalam 1000 universitas terbaik dunia selama masa kepemimpinannya. Unhas terus berbenah untuk meningkatkan peringkatnya dalam berbagai daftar pemeringkatan internasional, termasuk QS World University Ranking. (*/ham)

News Feed