FAJAR, MAKASSAR — Penyaluran kredit di Sulawesi Selatan (Sulsel) pada triwulan pertama tahun 2025 menunjukkan dominasi kredit produktif dibandingkan kredit konsumtif. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) mencatat total penyaluran kredit mencapai Rp165,78 triliun hingga akhir Maret 2025. Jumlah ini tumbuh 3,76 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan Maret 2024 yang sebesar Rp159,77 triliun.
Dari total tersebut, kredit produktif mendominasi dengan porsi 57 persen atau setara Rp89,39 triliun. Sementara kredit konsumtif mencatat penyaluran sebesar Rp76,89 triliun atau 43 persen dari total. Meski dominasinya masih kuat, pertumbuhan kredit produktif hanya mencapai 0,20 persen yoy.
“Kredit produktif tumbuh hanya 0,20 persen yoy posisi Maret 2025. Meski begitu, kredit jenis ini masih mendominasi dari total dengan porsi 57 persen,” ujar Kepala OJK Sulselbar, Moch Muchlasin, Rabu, 14 Mei 2025.
Di sisi lain, kredit konsumtif justru mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi, yakni sebesar 8,27 persen yoy. Angka ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat yang tercermin dari peningkatan penyaluran kredit jenis ini.
Lebih lanjut, Muchlasin mengungkapkan bahwa dari sisi jenis lembaga penyalur, bank umum masih menjadi kontributor utama dalam pembiayaan di Sulsel. Penyaluran kredit oleh bank umum tercatat sebesar Rp162,52 triliun, jauh melampaui penyaluran oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang hanya mencapai Rp3,26 triliun.
“Berdasarkan sektor ekonominya, sektor real estate, usaha persewaan, dan jasa perusahaan mengalami pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 21,13 persen. Selain itu, sektor kepemilikan rumah tinggal juga menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan 16,47 persen,” jelas Muchlasin.