Peristiwa ini terulang tiga hari berturut-turut. Setiap kali Nabi mengatakan hal yang sama, lelaki itu yang datang.
Karena penasaran, Abdullah bin Amr bin Ash memutuskan untuk menginap di rumah lelaki tersebut selama tiga hari, untuk mencari tahu amalan istimewa apa yang ia lakukan.
Namun selama tiga hari itu, Abdullah tidak melihat adanya ibadah luar biasa: tidak bangun malam panjang, tidak banyak puasa, dan amalnya tampak biasa saja.
Akhirnya Abdullah bertanya, “Wahai saudaraku, Rasulullah menyebutmu sebagai penghuni surga tiga kali. Tapi aku tidak melihat ada amalan yang berbeda dari kami. Apa rahasiamu?”
Lelaki itu tersenyum dan berkata: “Amalku tidak lebih dari apa yang kau lihat. Hanya saja, setiap malam sebelum tidur, aku menghapus rasa iri, benci, dan dendam dari hatiku terhadap siapa pun di antara kaum Muslimin. Aku tidak pernah tidur dengan membawa kebencian kepada siapa pun.”
Mendengar itu, Abdullah pun berkata, “Inilah yang membuatmu sampai pada derajat itu, dan ini yang kami tidak sanggup melakukannya.”
Simpel, kan? Tidak perlu tahajud semalam suntuk atau puasa Daud. Cukup belajar memaafkan, melepaskan, dan jangan terlalu hobi mencari-cari “celah” di hidup orang lain. (Dewi Setiawati, Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar/amr)