English English Indonesian Indonesian
oleh

Penyakit Hati: Racun Metafisik yang Menggerogoti

Dari sisi psikologi medis, emosi negatif memperpanjang aktivitas sistem saraf simpatis (respon fight or flight) yang pada akhirnya mengganggu sistem pencernaan, hormonal, dan imunitas.

Maka tak heran jika seseorang yang hatinya dipenuhi kedengkian lebih mudah terserang penyakit fisik. Lebih dari itu, ia juga menderita secara rohani: gelisah, sulit tidur, mudah curiga, dan tak pernah merasa cukup. Betapa menyiksanya hidup semacam ini.

Dampaknya terhadap pola pikir pun tak kalah serius. Hati yang sakit menciptakan pikiran yang sempit. Ia membangun narasi di alam bawah sadar bahwa kebahagiaan orang lain adalah ancaman pribadi.

Akibatnya, seseorang menjadi defensif, sinis, dan sulit berkembang. Hal ini pun memengaruhi rezeki. Dalam ajaran Islam, rezeki tidak hanya berupa uang, tapi juga ketenangan, cinta, dan peluang.

Hati yang bersih memancarkan energi positif yang menarik keberkahan; sebaliknya, hati yang kotor justru mengusirnya.

Allah SWT berfirman: “Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Ash-Shu’ara: 88-89)

Dalam hukum kehidupan, apa yang ditabur, itulah yang akan dituai. Siapa yang menanam keikhlasan akan memanen ketenangan. Membersihkan hati bukan hanya kewajiban spiritual, tapi juga kebutuhan bagi kesehatan jiwa dan fisik.

Ada sebuah kisah penuh hikmah. Suatu hari Rasulullah bersabda: “Akan datang kepada kalian seorang dari penghuni surga.”

Kemudian masuklah seorang lelaki Anshar, sederhana penampilannya, dengan janggut yang masih basah karena wudhu, dan sandal tergantung di tangan kirinya.

News Feed