English English Indonesian Indonesian
oleh

Daya Beli Menurun, Pelaku UMKM Makassar Terjepit

Pengusaha UMKM, Fakra Rauf mengungkapkan bahwa saat ini pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah tengah menghadapi tantangan besar akibat pergeseran perilaku konsumsi masyarakat.

Menurutnya, faktor efisiensi menjadi alasan utama masyarakat lebih memilih berhemat, mengutamakan belanja kebutuhan pokok, investasi, dan menabung, dibandingkan membeli kebutuhan sekunder.

“Apalagi menjelang Idul Adha dan tahun ajaran baru, banyak keluarga yang mulai menabung untuk keperluan kurban dan persiapan sekolah anak, sehingga pengeluaran konsumtif semakin ditekan,” ucapnya.

Selain itu, Fakra menyoroti dampak situasi ketenagakerjaan yang kian sulit, di mana banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) dan pengurangan karyawan di berbagai sektor.

Hal ini turut memengaruhi daya beli masyarakat, yang berimbas langsung pada menurunnya omzet pelaku UMKM.

“Banyak pelaku UMKM memang mengeluh, karena kondisi saat ini tidak seramai tahun lalu,” ujarnya.

Para pelaku usaha pun harus lebih kreatif dan adaptif untuk bertahan di tengah penurunan aktivitas ekonomi yang cukup signifikan.

Dosen Akuntansi Universitas Fajar (Unifa), Wawan Darmawan mengatakan ada sejumlah faktor yang secara signifikan menekan daya beli masyarakat Indonesia, yang pada akhirnya berdampak pada lesunya aktivitas UMKM.

“Pertama, kenaikan harga kebutuhan pokok. Ini sangat memengaruhi daya beli, karena masyarakat harus mengalokasikan lebih banyak penghasilan untuk makan dan kebutuhan dasar, sehingga belanja lainnya terpangkas,” jelas Wawan.

Faktor kedua, kata Wawan, adalah maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) di beberapa sektor, terutama manufaktur. Ketika banyak orang kehilangan pekerjaan, otomatis pendapatan rumah tangga menurun drastis. Hal ini langsung berdampak pada konsumsi masyarakat.

News Feed