Dia juga membeberkan, para terduga pelaku menggunakan motif SK palsu untuk melancarkan aksinya. Dia bahkan menegaskan, siap dikonfrontir jika memang ada pihak yang menyanggah laporan mereka ini.
“Pelaku ini membobol bank melalui SK palsu. Makanya kami mohon ini ditahan. Kita ini kan mau bersama-sama memberantas kejahatan. Kami tidak mau kejahatan ini terus berjalan dan menelan korban lebih banyak. Kami sangat kooperatif, bersedia dipanggil bahkan kami siap untuk dikonfrontir jika laporan kami dibantah,” bebernya.
Alfian juga menyampaikan, para terduga pelaku tersebut sudah memenuhi tiga syarat untuk dilakukan penahanan. Pertama mengulangi perbuatannya, kedua dikhawatirkan melarikan diri, dan ketiga ditakutkan menghilangkan barang bukti.
“Ini kasusnya pembobolan bank. Korban ini dibujuk oleh pelaku untuk memindahkan kredit pensiunnya dari Bank BRI Takalar ke Bank Woori Saudara Makassar. Namun ternyata SK aslinya masih di Bank BRI Takalar, kan tidak mungkin ada dua Sk asli, maka diduga pelaku melakukan pemalsuan SK itu juga,” ungkapnya.
Dia juga menyampaikan, setelah ada sebagian kecil dana yang dicairkan oleh para terduga pelaku, kini tidak ada kejelasan lagi. Sehingga, kredit pensiun milik Hatibu di Bank BRI Takalar dianggap kredit macet dan terjadi kerugian keuangan negara hingga ratusan juta rupiah.
“Kemudian, setelah pencairan di Bank Woori Saudara itu digunakan untuk melunasi kredit pensiun di Bank BRI Takalar. Tetapi ini tidak dilakukan. Sehingga terjadi kerugian keuangan negara, itu berkisar antara Rp150 juta sampai Rp200 juta,” ucapnya.