“Kami menyampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Bitung atas kontribusinya dalam mendorong inklusi sosial dan pemberdayaan kelompok disabilitas. Ini adalah langkah nyata menuju masyarakat yang lebih adil, setara, dan berdaya,” ucapnya.
Kegiatan ini juga memberikan dampak positif bagi peserta umum. Ratnawati Rompa, seorang guru SLB non-disabilitas, mengaku mendapatkan pengalaman berharga dari kelas bahasa isyarat yang diikutinya.
“Belajar bahasa isyarat membuka perspektif baru bagi saya sebagai pengajar. Saya jadi lebih memahami tantangan yang dihadapi siswa Tuli dan bisa membangun komunikasi yang lebih empatik,” tuturnya.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk DPRD Dapil Madidir-Girian, Dinas Sosial, DP3A, Lurah Kadoodan, KALEB Community, TBM Teman Luar Biasa, dan PPDFI. Kolaborasi lintas sektor ini memperkuat komitmen bersama dalam menciptakan lingkungan inklusif di Kota Bitung.
Fahrougi Andriani Sumampouw, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, menegaskan bahwa program PADU merupakan bagian dari inisiatif CSR berkelanjutan yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
“PADU menjadi bukti bahwa inklusi sosial dapat diwujudkan melalui pendekatan berbasis keterampilan dan teknologi. Program ini mendukung SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), SDG 10 (Pengurangan Ketimpangan), serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan),” ujar Fahrougi. (edo)