FAJAR, MARYLAND–Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (Badan POM), Prof. Dr. Taruna Ikrar, MD., Ph.D., menjadi pembicara utama dalam forum internasional USP Convention Meeting di Maryland, Amerika Serikat.
Dalam presentasi berjudul “Challenges and Progress in Indonesia in Ensuring Access to Quality Medicines”, Prof. Taruna memaparkan berbagai strategi, pencapaian, dan tantangan Indonesia dalam menjamin akses publik terhadap obat yang aman, bermutu, dan efektif.
Taruna menyampaikan bahwa Badan POM berperan sebagai otoritas utama pengawasan obat dan makanan di Indonesia, dengan sistem pengawasan komprehensif mulai dari pra-pasar hingga pasca-pasar. Menurutnya, pengawasan dilakukan berdasarkan standar internasional seperti WHO, ICH, ASEAN, USP, dan Farmakope Nasional untuk menjamin mutu, keamanan, dan khasiat produk obat.
Ia menjelaskan, sebagai langkah strategis, Badan POM saat ini dalam proses evaluasi untuk memperoleh status WHO Listed Authority (WLA). Status ini akan mengakui Badan POM sejajar dengan otoritas regulatori dari negara maju dan membuka peluang lebih luas bagi produk farmasi Indonesia di pasar global.
Ilmuwan dunia itu juga menjelaskan inisiatif Regionalisasi Laboratorium, yang bertujuan meningkatkan kapabilitas laboratorium pengujian obat dan makanan di seluruh Indonesia, berdasarkan klasifikasi kompetensi dan peran regional.
Penguatan sistem Pengawasan Pasca-Pasar Berbasis Risiko juga ditekankan, termasuk pelatihan teknis untuk meningkatkan kompetensi SDM pengawas.