MAKASSAR, FAJAR – PSM perlu berbenah. Mempersiapkan diri untuk Liga 1 musim depan.
PSM Makassar terlempar dari perebutan papan atas Liga 1 musim ini. Kekalahan beruntun pada dua laga terbaru, makin membenamkan posisinya di klasemen menengah. Terbaru, kalah 3-1 di kandang PSS Sleman.
Posisi paling realistis PSM mengakhiri Liga 1 2024/2025 hanya di papan tengah. Masuk ke klasemen empat besar sudah tak mungkin. Dengan menghuni peringkat 10, sementara tim lain di papan atas telah mengoleksi 65 poin (Persib), 54 poin (Dewa dan Persebaya), dan 53 poin (Malut Utd), sangat masuk akal perburuan papan atas telah jauh.
Sementara pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares, terus-terusan berasalan kepemimpinan wasit dan kelelahan timnya. Termasuk laga terakhir kontra PSS, keputusan wasit yang dianggap tidak fair, sehingga para pemain tidak bersemangat untuk bermain.
“Di awal pertandingan pemain saya bermain bagus dengan mencetak dua gol. Tetapi wasit punya peran besar di pertandingan ini, kalian bisa lihat di review video, pemain nomor 29 mereka menjatuhkan pemain kami tanpa pelanggaran, tetapi kenapa gol Yuran dianulir karena dianggap pelanggaran,” katanya.
Juru taktik berpaspor Portugal itu juga menegaskan, emosi para pemain sempat memuncak (akibat ulah wasit) pada babak kedua. Bahkan beberapa anak asuhnya ingin meninggalkan lapangan karena hal ini.
Padahal, kedua tim sudah bekerja dengan baik, namun wasit dianggap menodai jalannya pertandingan.
“Saya ingin sampaikan respek yang besar dari tim kepelatihan PSS, kami tidak ada masalah dengan mereka. Namun saya merasa tidak baik dengan pertandingan ini, emosi membeludak, pertandingan yang tidak bisa kita kontrol, sehingga kami membuat banyak kesalahan,” kata dia.