“Banyak masyarakat menyampaikan ingin menggunakan produk syariah, tetapi produknya tidak sesuai harapan mereka,” ujarnya.
Meski inklusi syariah masih tertinggal, Friderica menyambut baik peningkatan indeks literasi keuangan syariah yang naik signifikan dari 12% menjadi 39,11% pada 2024, dan kembali naik menjadi 43,42% pada 2025.
Secara nasional, indeks literasi keuangan juga mengalami peningkatan dari 65,43% pada 2024 menjadi 66,46% pada 2025. Indeks inklusi keuangan nasional turut naik dari 75,02% menjadi 80,51%.
Ke depan, OJK berkomitmen terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan, baik konvensional maupun syariah. Upaya ini tercantum dalam Peta Jalan Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen (2023–2027), serta selaras dengan arah pembangunan nasional dalam RPJMN 2025–2029 dan RPJPN 2025–2045.
Sebagai informasi, SNLIK 2025 dilaksanakan pada 13 Januari hingga 11 Februari 2025 dengan responden individu berusia 15–79 tahun, mencakup 10.800 sampel dan tingkat respons sebesar 99,56%. (edo)