Dalam Rakor tersebut, TPAKD menetapkan sejumlah program kerja prioritas, termasuk penguatan UMKM di sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan, pengembangan Desa Ketahanan Pangan, serta lanjutan program One Student One Account (OSOA). Program OSOA dinilai penting untuk menanamkan budaya menabung sejak dini.
“Anak-anak kita harus dibekali sejak dini untuk mengenal dan terbiasa dengan sistem keuangan formal. Program OSOA adalah investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi yang melek finansial,” ucapnya.
Digitalisasi juga menjadi salah satu fokus utama strategi TPAKD tahun 2025. Pemanfaatan sistem pembayaran digital seperti QRIS diharapkan mampu mempercepat transaksi keuangan di berbagai wilayah, terutama di desa-desa. Selain itu, percepatan pemanfaatan produk pasar modal juga akan digencarkan sebagai bagian dari program nasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Maros, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp28,62 triliun dan Rp14,75 triliun atas dasar harga konstan. Sektor transportasi dan pergudangan mencatat kontribusi tertinggi sebesar 40,92 persen, diikuti oleh pertanian serta industri pengolahan masing-masing 14,79 persen.
“Kami yakin, dengan kolaborasi yang solid dan program yang tepat sasaran, akses keuangan di Maros bisa lebih merata dan mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi secara inklusif dan berkeadilan,” pungkas Mue’tazim. (edo)