FAJAR, MAKASSAR — Pemerintah Provinsi Sulsel dinilai gagal memberikan apresiasi layak kepada para atlet berprestasi yang telah mengharumkan nama daerah dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh–Sumut 2024. Hingga kini, janji pemberian bonus bagi peraih medali belum juga direalisasikan, sementara sejumlah provinsi lain telah menyalurkan penghargaan secara cepat dan terbuka.
Cabang olahraga tinju menjadi salah satu andalan Sulsel dengan perolehan 1 medali emas dan 5 medali perunggu. Atlet seperti Joshua Holy Masihor, M. Ricky Pratama, Kore Pira, Jhon Yambe, Haris Mongga, dan Hindriawati Haer menjadi contoh nyata perjuangan atlet lokal yang belum mendapatkan penghargaan sebagaimana mestinya.
“Kami sangat kecewa. Di provinsi lain, bonus atlet sudah cair dalam waktu singkat. Sementara di Sulsel, para pahlawan olahraga justru menghadapi ketidakpastian. Pemerintah harus memahami bahwa apresiasi atas prestasi tidak bisa menunggu situasi fiskal yang ideal,” tegas Harpen Ali, Ketua Pengprov Pertina Sulsel.
Senada dengan itu, Dewan Pembina Pertina Sulsel, Januar Jaury Dharwis, turut menyampaikan keprihatinannya. “Atlet kita berlatih bertahun-tahun, bertarung di ring nasional, membawa nama Sulsel di podium PON, tetapi setelah itu mereka justru dibiarkan menunggu tanpa kejelasan. Apa artinya visi pembinaan olahraga jika prestasi diabaikan?”
Pemprov Sulsel berdalih bahwa pencairan bonus menunggu mekanisme APBD dan tahapan penganggaran. Namun, menurut Pertina Sulsel, penghargaan terhadap atlet tidak seharusnya terikat pada waktu anggaran, melainkan bergantung pada komitmen dan integritas pemerintah.