English English Indonesian Indonesian
oleh

Proyek Kota dalam Teater 2025: Yang Tidak Terhubung — Warga dan Kota

FAJAR, MAKASSAR — Kala Teater kembali menghadirkan Proyek Kota dalam Teater (KdT) 2025 dengan tema “Yang Tidak Terhubung: Warga dan Kota”. Program ini merupakan bagian dari riset dan penciptaan seni yang telah dilakukan sejak 2015, sebagai upaya membaca dan merespons isu-isu perkotaan melalui pendekatan teater dan seni performans.

Didirikan pada Februari 2006 di Makassar, Kala Teater berkomitmen mengasah kepekaan antarmanusia melalui seni pertunjukan, kolaborasi lintas disiplin, pelatihan, residensi, diskusi, dan penelitian budaya. Kala Teater juga konsisten menciptakan ekosistem kesenian yang inklusif melalui penggalian isu gender, ketubuhan, kota, dan sosial dengan perspektif kearifan lokal.

Riset Sosial sebagai Fondasi Karya

Sejak 2015, KdT telah mengangkat berbagai isu warga Kota Makassar seperti kemacetan, kriminalitas jalan raya, sampah, banjir, peningkatan bunuh diri dan gangguan jiwa, reklamasi Pantai Losari, pengalaman traumatik perempuan, tubuh warga saat pandemi, terminal dan halte, kontestasi perempuan pekerja bangunan, ruang terbuka hijau, tradisi uang panai’, hingga identitas Kota Makassar.

Tahun 2025, proyek ini memperluas jangkauan riset dengan menggali tema seperti:

Ketergangguan mental warga akibat bencana banjir. Dampak perubahan cuaca ekstrem terhadap kondisi tubuh. Diskriminasi terhadap perempuan pekerja ojek online. Ketidakadaan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja bagi buruh pabrik harian lepas. Dampak negatif lampu tilang elektronik. Ketidaknyamanan akibat juru parkir liar. Permukiman kumuh dan rasa tidak aman dari pengemudi pete-pete

Hingga saat ini, KdT telah melibatkan 1.765 warga sebagai responden dan 71 seniman dalam proses penciptaan. Proyek ini telah menghasilkan 15 isu kota, 12 karya teater, 4 karya performans, dan 15 artikel kajian, serta dipentaskan di Makassar, Jakarta, Mataram, Bali, dan Palu.

Delapan Karya Performans di 11 Titik Kota

Di tahun ini, delapan karya seni performans akan dipentaskan di 11 lokasi berbeda di Makassar, mulai 1 hingga 4 Mei 2025. Lokasi meliputi ruang komunitas dan ruang publik seperti Riwanua, Lapangan Tala BTP Tamalanrea, Studio Kala Teater, Mall Nipah (Ja & Joy), Pantai Losari, kendaraan pete-pete, serta ruas jalan utama seperti Jl. Urip Sumoharjo, Jl. Perintis Kemerdekaan, Jl. A.P. Pettarani, dan Benteng Rotterdam.

Menurut Shinta Febriany, Fasilitator Lab Kota dalam Teater, para performer melalui proses laboratorium yang mencakup studi, diskusi, ceramah ahli, workshop, dan riset tematik. Delapan karya performans hasil dari proses ini adalah:

  1. Matalantas – Dwi Saputra Mario
  2. Paksa Pasrah – Sabri Sahafuddin
  3. Aku Ingin Tidur Lelap – Nurul Inayah
  4. Kumuh yang Melintas-lintas – Fathur Rahman
  5. Jejak Liar – Nurhafsa Hidayani
  6. Beri Kami Selamat – Fitrya Ali Imran
  7. Tubuh yang Tak Pernah Dicatat – Mega Herdianti
  8. Tubuh Terik – Dwi Lestari Johan

Manajer Produksi, Widya Handayani, menambahkan bahwa penggunaan ruang komunitas bertujuan membangun kolaborasi dengan komunitas lokal, sekaligus mengklaim kembali ruang publik sebagai ruang hidup bersama — termasuk ruang berkesenian.

Proyek Kota dalam Teater 2025 didukung oleh Kementerian Kebudayaan, Dana Indonesiana, LPDP, Meditatif Films, Loneliness Project, Aruwa Studio, Sanggar Seni Sipakainge, Toko Bekal Hidup, Toko Tepi Jalan, Riwanua, Mall Nipah, Ja & Joy, dan POTS Creative. (*)

News Feed