PINRANG, FAJAR — Jembatan di Desa Tapporang, Kecamatan Batulappa nyaris ambruk.
Dari pantauan FAJAR, ada retakan vertikal memanjang di tengah jembatan. Posisi jembatan juga terlihat sudah menurun dari posisi awal.
Pemkab Pinrang saat ini telah menyiapkan proses revitalisasi rekonstruksi jembatan tersebut.
Rencananya akan dikerjakan pada Mei mendatang. Hal tersebut diungkapkan oleh Kalaksa BPBD Pinrang Rhommy RM.
“Sementara di proses tahapan perencanaan dan semua pemberkasannya untuk desainnya, jadi nanti setelah itukan tahapannya baru masuk proses di pengawasan dan persiapan untuk konstruksi,” ucapnya pada Kamis, 24 April.
“Jadi perkiraan (pengerjaan) paling cepat itu akhir Mei atau minggu kedua Juni sudah mulai gas pekerjaan itu karena ada proses,” tambahnya.
Rhommy mengungkapkan bahwa Pemkab Pinrang telah mendapatkan alokasi dana dari pusat untuk pengerjaan jembatan ini. Dengan anggaran Rp11 miliar, jembatan ini akan dilakukan rekonstruksi.
“Pengerjaan jembatan Bila ini sudah menjadi atensi bapak bupati dan sedang berproses,” ungkapnya.
Kabid Rehabilitasi Rekonstruksi BPBD Pinrang Sappeani Djunaid mengungkapkan bahwa untuk kondisi jembatan tersebut saat ini memang sudah memprihatinkan karena sebagian jembatan sudah retak dam bergeser.
“Jadi diharapkan kendaraan dengan tonase yang tidak tinggi mau lewat diharapkan ditunda dulu,” ucapnya.
Sappeani mengungkapkan bahwa untuk pelaksanaan pekerjaannya sementara diproses. “Kami akan koordinasi dengan BNPB,” bebernya.
Kepala Dinas Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang Pinrang Awaluddin Maramat membeberkan bahwa memang jembatan tersebut telah menjadi atensi karena sudah dianggarkan melalui dana bencana.
“Itu diusulkan dari 3 tahun lalu melalui BPBD. Dan alhamdulillah sudah mau dikerjakan,” bebernya.
Awaludin mengungkapkan bahwa pihaknya juga telah berkoordinasi dengan BPBD Pinrang untuk perbaikan jembatan tersebut. “Jembatan itu bentang 61 meter x lebar 5 meter,” tutupnya.
Sebelumnya jembatan yang nyaris ambruk ini viral di media sosial. Warga secara mandiri menerapkan sistem buka tutup akses jalan ke jembatan penghubung kecamatan itu.
Salah satu warga ER membeberkan bahwa hanya motor dan mobil ukuran kecil yang boleh lewat di jembatan tersebut. Untuk truk dan kendaraan berat akan dilarang untuk melewati jembatan yang nyaris ambruk itu.
“Ini kondisinya sudah sangat parah dan nyaris roboh. Kami takut kalau tidak segera diperbaiki atau dibuatkan jalur alternatif maka akan memakan korban,” katanya.(ams)