Fatmawati mengajak seluruh ketua PKK di kabupaten/kota untuk berkolaborasi dan menyuplai data akurat terkait kondisi stunting di daerah masing-masing. Ia menyampaikan bahwa Pemprov akan melakukan intervensi langsung selama tiga bulan ke depan di 502 lokus desa dan kelurahan yang tersebar di seluruh Sulsel.
“Mohon bantuannya, ibu-ibu semua, agar intervensi ini tepat sasaran. Mari kita saling berpegangan tangan, saling bahu-membahu. Saya yakin dan percaya kehadiran kita semua di sini dengan kolaborasi yang baik, kita dapat mencapai target penurunan stunting,” ajaknya.
Tak hanya soal stunting, Fatmawati juga menyoroti tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk di lingkungan pendidikan dan rumah ibadah. Untuk itu, ia menyatakan telah berdiskusi dengan Gubernur untuk merumuskan Peraturan Gubernur (Pergub) yang memberi sanksi tegas bagi pelaku kekerasan, terutama di sekolah.
“Jika pelakunya adalah tenaga pendidik, maka akan langsung dinonaktifkan. Tidak ada maaf untuk pelaku kekerasan terhadap anak dan perempuan,” tegasnya.
Ketua TP PKK Sulsel, Naoemi Octarina, yang juga hadir dan memberi sambutan, menekankan pentingnya peran ibu sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya. Ia mengingatkan agar para ibu tidak asal menitipkan anak kepada sembarang orang, karena pengasuhan yang keliru bisa berdampak pada tumbuh kembang anak.
Selain itu, Ia menyayangkan masih ada beberapa daerah yang orang tuanya enggan memberikan imunisasi untuk anaknya.
Naoemi juga menyoroti rendahnya capaian imunisasi dasar lengkap di beberapa daerah. Serta mengajak seluruh PKK untuk aktif mendukung edukasi kesehatan masyarakat.(uca)