“Rumah Sakit ini, dari data yang ada, satu bulan cuma satu orang yang datang, dilayani oleh 221 perawat, dokternya 29, tapi yang datang cuma satu orang, artinya apa untung atau buntung, pasti buntung,” sambung Daeng Manye.
Sebagai konsekuensi dari penutupan ini, ratusan perawat yang selama ini bertugas di Rumah Sakit tersebut akan dirumahkan.
“Namun, bagian administrasi tetap akan beroperasi untuk menyelesaikan dokumen kerja sama dengan BPJS Kesehatan,” jelas Daeng Manye.
Dia juga menegaskan bahwa penutupan ini bersifat sementara. Ia berjanji, jika kerja sama dengan BPJS kesehatan telah terjalin, seluruh tenaga medis yang dirumahkan akan dipanggil kembali untuk bekerja.
“Kami sangat berharap RSUD Galesong bisa kembali beroperasi dengan sistem pelayanan yang lebih efisien dan menjangkau masyarakat luas melalui kerja sama dengan BPJS,” pungkasnya.
Sementara Plt Direktur RSUD Galesong dr. Salma yang berusaha dikonfirmasi soal penggunaan anggaran RSUD Galesong yang angkanya mencapai ratusan juta rupiah per bulan memilih bungkam.
“Mungkin sebaiknya kita konfirmasi langsung Dinas Kesehatan karena domainnya semua di sana,” kata dr. Salma. (mgs)