“Berangkatlah dengan hati yang bersih. Hilangkan kesombongan dan kecongkakan. Jangan sembarang menegur jamaah lain, karena banyak kejadian tidak terduga yang bisa menimpa,” tuturnya.
Mawardi mengisahkan pengalaman seorang ulama asal Sulawesi Selatan yang belasan tahun lalu tersesat di sekitar hotel di Mekah, tak lama setelah mengomentari betapa mudahnya orientasi lokasi di sana.
“Beliau berdiri di lantai atas hotel, melihat kerumunan jamaah di bawah, dan bertanya-tanya bagaimana bisa orang tersesat. Besoknya, justru beliau sendiri yang tidak menemukan jalan pulang,” kenang Mawardi.
Selain menjaga sikap, Mawardi juga mengingatkan agar para jamaah berdoa sesuai keikhlasan hati, tanpa bergantung pada buku doa.
“Ketika tawaf, berdoalah dengan hati, tidak perlu terpaku pada buku. Tidak usah memaksakan diri mencium Hajar Aswad, apalagi sampai membayar orang lain untuk itu,” tegasnya.
Acara pelepasan calon haji ini dipandu oleh Wakil Rektor II, Dr Ihyani Malik. Hadir pula dalam kegiatan ini Wakil Rektor IV Dr Burhanuddin, para direktur, dekan, kepala badan, serta kepala lembaga lingkup Unismuh Makassar. (wis)