Sementara itu, Rahayu mengkritik persepsi publik yang menyederhanakan OMS hanya sebagai lembaga survei atau entitas politik. Ia menegaskan pentingnya peran OMS dalam mendorong perubahan sosial dan memberikan edukasi strategis kepada masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, Samsang menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat di semua sektor, termasuk politik dan pendidikan. Ia menyoroti minimnya representasi perempuan di parlemen meski sudah ada aturan afirmatif 30 persen, serta fenomena kekerasan seksual di kampus yang sering ditutupi atas nama reputasi institusi.
Menutup diskusi, Manarangga Amir menyampaikan pesan reflektif. “Jika komunitas kehilangan arah, kita yang harus hadir. Bukan untuk menjadi pahlawan, tetapi untuk bergandengan tangan mencari solusi bersama,” tegasnya.
Diskusi Reforming ke-21 ini berlangsung selama dua setengah jam dan dihadiri oleh peserta dari berbagai latar belakang, termasuk mahasiswa, akademisi, aktivis lingkungan, pelaku usaha, dan profesional swasta. Agenda ini kembali menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam membangun masyarakat yang kritis, rasional, dan berdaya. (*)