Di kepengurusannya ini, Amran bertekad mendata kembali seluruh anggota KKW agar penguatan silaturahmi bisa lebih baik
“Target saya adalah bagaimana keanggotaan ini bisa kita data seluruh masyarakat Wajo di perantauan, di manapun untuk bisa kita perkuat silaturahminya,” tambahnya.
KKW sendiri punya beberapa program unggulan seperti pertemuan rutin pengurus, pengajian tiga bulan sekali di Masjid Istiqlal Jakarta, pembentukan yayasan sosial sebagai wadah untuk kegiatan aktivitas sosial anggota.
“Pertemuan dan berbagi ilmu melalui daring, teman-teman yang punya kemampuan dan potensi bisa memberi ilmu,” tandasnya.
Ketua Umum Kesatuan Masyarakat Wajo (Kemawa) Andi Bau Sangkawana mengutarakan, Kemawa melingkupi seluruh masyarakat Wajo di Sulsel. Sementara KKW juga tersebar di provinsi lain di luar Sulsel. Keduanya tetap jalan dan saling bersinergi.
“Jadi rencananya nanti kami akan membentuk pengurus Kemawa di 24 kabupaten kota dan sekarang ini memang sudah ada yang terbentuk seperti di Luwu Timur, Gowa. Kita akan perbaharui untuk tahun ini,” urainya.
Ketua Harian Kemawa Andi Yudha Yunus menambahkan, kedua organisasi tersebut punya semangat yang sama yakni memikirkan kemajuan masyarakat Wajo. Ia tidak melihat adanya perbedaan, tetapi sebagai sebuah potensi.
“Jadi prinsipnya kami membangun kesepahaman untuk sama-sama berjalan. Artinya ini hanya sebagai upaya untuk mengembangkan masyarakat Wajo,” turunnya.
Andi Yudha menjelaskan fokus Kemawa ada dua hal. Yakni menghimpun masyarakat Wajo untuk menjalin komunikasi dan silaturahmi.
Salah satu bentuknya adalah akan digelarnya halal bihalal pada 3 Mei mendatang di Swissbell hotel Makassar, yang merupakan agenda rutin tahunan.