English English Indonesian Indonesian
oleh

Potret Gen Z Hari Ini: Gen Z Bukan Generasi Rapuh, tapi Generasi Tangguh

Oleh: A Syarifah Anugrah
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Banyak anggapan yang beredar tentang Generasi Z. Mereka sering disebut sebagai generasi yang malas, manja, mudah menyerah, dan terlalu bergantung pada teknologi. Namun, jika kita melihat lebih dalam, anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Generasi Z tumbuh di tengah berbagai tantangan global, mulai dari krisis ekonomi, perubahan iklim, kemajuan teknologi yang sangat cepat, hingga hadirnya pandemi COVID-19 yang secara langsung mengubah tatanan hidup secara drastis.

Di tengah situasi yang tidak menentu, banyak dari Gen Z merasa bahwa mereka tidak punya kesempatan kemewahan untuk hidup santai atau sekadar “hidup mengalir saja.” Beberapa dari mereka sejak kecil sudah menyaksikan bagaimana orang tua bahkan lingkungan mereka berjuang keras dalam kondisi yang terbatas. Dari situlah mereka belajar bahwa hidup butuh usaha dan kerja keras. Maka, tidak heran jika banyak dari mereka berambisi memandang pendidikan dan karier sebagai hal yang sangat perlu dan serius.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Gen Z adalah tekanan untuk sukses. Gen Z merasa dikejar berbagai tuntutan: mulai dari bagaimana mereka bisa berprestasi di sekolah, harus cepat mendapat pekerjaan, harus sukses di usia muda, bahkan harus tampil sempurna di media sosial. Tekanan ini sering dikaitkan dengan meningkatnya kecemasan, stres, hingga dapat mengarah pada masalah kesehatan mental Gen Z.

Tekanan itu nyata, namun tidak semua tekanan bersifat negatif. Dalam banyak kasus, justru tekanan menjadi pendorong bagi mereka untuk terus belajar, berkembang, dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan. Kondisi ini membentuk Gen Z menjadi pribadi yang responsif terhadap situasi sulit. Tekanan yang awalnya terasa membebani, sering kali justru berubah menjadi kekuatan yang memicu semangat, kreativitas, dan keinginan untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari.

Sebuah survei dari The Harris Poll tahun 2020 menunjukkan bahwa 83% Generasi Z mematuhi protokol kesehatan dengan disiplin selama masa pandemi COVID-19. Ini membuktikan bahwa Gen Z adalah generasi yang peduli, sadar risiko, dan bertanggung jawab. Mereka aktif mencari informasi, peduli terhadap masa depan, dan cepat tanggap terhadap perubahan.

Di dunia kerja, tekanan yang dihadapi pun tidak kalah besar. Lingkungan kerja yang kompetitif bisa menimbulkan stres. Menurut Forbes (2018), sebanyak 77% Gen Z merasa tertekan oleh tekanan kerja. Namun, mereka tidak diam atau menyerah. Sebaliknya, mereka mendorong perubahan di lingkungan kerja. Mereka menginginkan dan berusaha mendapatkan jam kerja yang fleksibel, lingkungan kerja yang sehat, serta budaya kerja yang menghargai kolaborasi dan keseimbangan hidup.
Tekanan juga membentuk kreativitas mereka. Survei Harris Poll lainnya mengungkap bahwa 63% Gen Z terlibat dalam aktivitas kreatif setiap hari. Ini menunjukkan bahwa meskipun merasa tertekan, mereka tetap mencipta. Bahkan, tekanan itu menjadi pemicu untuk berpikir lebih kreatif, mencari solusi inovatif, dan banyak dari mereka sudah mulai membangun usaha sendiri sejak usia muda.

Lebih dari itu, Gen Z dikenal sebagai generasi yang vokal dan tidak segan menyuarakan pendapat. Mereka tidak hanya ingin bertahan dalam tekanan, tetapi juga menciptakan perubahan sistemik yang bisa membuat dunia lebih baik. Melalui media sosial, mereka aktif berbicara tentang isu-isu sosial, lingkungan, hingga keadilan ekonomi. Ini menunjukkan bahwa tekanan yang mereka hadapi bukan hanya bersifat personal, melainkan juga berdimensi kolektif yang menggerakkan kesadaran sosial.

Tentu saja, tekanan tidak boleh dibiarkan begitu saja tanpa pengelolaan yang baik. Kesehatan mental tetap harus menjadi perhatian utama. Tapi jika tekanan selalu dilihat sebagai beban, kita bisa lupa bahwa di balik tekanan ada potensi besar yang bisa diarahkan ke hal-hal positif. Justru karena tekanan itulah, banyak Gen Z tumbuh dengan empati yang tinggi, berani menghadapi perubahan, dan punya semangat kuat untuk terus berinovasi.

Tekanan sukses bukanlah sesuatu yang harus dihindari sepenuhnya oleh Generasi Z. Tekanan bisa menjadi alat, bukan musuh, jika dikelola dengan baik. Yang dibutuhkan bukanlah menghilangkan tekanan, melainkan menyediakan dukungan baik dari keluarga, lingkungan pendidikan, maupun dunia kerja agar tekanan itu bisa menjadi bahan bakar untuk mereka terus melaju dan tumbuh menjadi generasi yang lebih kuat. (*/)

News Feed