English English Indonesian Indonesian
oleh

Diabetes Melitus di Usia Muda: Ancaman Nyata dari Gaya Hidup Modern

Oleh : Husnul Khatimah
Mahasiswa Prodi Kesehatan Masyarakat
FKM UMHAS

Diabetes melitus, dahulu dikenal sebagai penyakit orang tua, kini semakin banyak menyerang generasi muda. Data dari International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2021 menunjukkan lebih dari 1,2 juta anak dan remaja menderita diabetes tipe 1, dan prevalensi diabetes tipe 2 pada anak muda meningkat tajam dalam dua dekade terakhir. Di Indonesia, menurut Riskesdas 2018, prevalensinya pada usia 15 tahun ke atas mencapai 10,9% dan terus meningkat seiring perubahan gaya hidup.

Pola hidup yang tidak sehat, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda, jadi faktor utama. Konsumsi makanan tinggi gula, kurang aktivitas fisik, stres, dan minimnya edukasi kesehatan mendorong lonjakan kasus diabetes usia muda. Gaya hidup modern tak hanya memberi kenyamanan, tapi juga risiko kesehatan serius yang tak boleh diabaikan.

Faktor-faktor pemicu diabetes pada anak muda

Penyebab utama diabetes tipe 2 di usia muda adalah pola makan tidak seimbang. Studi dari Journal of Adolescent Health (2020) menyebut anak muda yang mengonsumsi makanan cepat saji lebih dari tiga kali seminggu berisiko 2,5 kali lebih tinggi terkena gangguan metabolik. Data WHO juga mencatat hampir 80% remaja tidak cukup beraktivitas fisik.
Kombinasi kelebihan kalori dan kurangnya pembakaran energi mempercepat penumpukan lemak serta meningkatkan resistensi insulin. Stres kronis dari tekanan akademik atau masalah pribadi turut memengaruhi metabolisme. Studi Harvard T.H. Chan School of Public Health (2019) menyatakan stres jangka panjang meningkatkan risiko diabetes hingga 45%.

Faktor genetik juga berpengaruh. Penelitian di Diabetologia (2018) menyebut remaja dengan riwayat keluarga diabetes memiliki kemungkinan 4 kali lebih besar mengalaminya. Selain itu, Kemenkes 2022 melaporkan bahwa lebih dari 60% remaja Indonesia kurang tidur, yang turut memengaruhi kadar glukosa dan insulin darah.
Gejala yang Sering Diabaikan
Gejala awal diabetes sering tidak disadari. Haus berlebihan, sering buang air kecil, berat badan turun drastis, kelelahan, kesemutan, serta pandangan kabur adalah tanda-tanda peringatan. American Diabetes Association menyebut lebih dari 50% kasus diabetes tipe 2 pada remaja baru terdeteksi setelah komplikasi muncul.

Karena itu, penting melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, terutama bagi yang punya faktor risiko seperti obesitas, pola makan tidak sehat, atau riwayat keluarga diabetes.
Dampak Serius dalam Jangka Panjang
Diabetes yang tidak dikontrol bisa menimbulkan komplikasi serius. CDC melaporkan bahwa penderita diabetes berisiko dua kali lipat terkena penyakit jantung dan stroke. Risiko gagal ginjal meningkat 40%, dan 1 dari 4 penderita mengalami kerusakan saraf yang bisa berujung amputasi.

Selain fisik, kualitas hidup pun terganggu akibat ketergantungan obat, diet ketat, dan tekanan psikologis. Biaya pengobatan juga tinggi. Di Indonesia, BPJS Kesehatan menganggarkan lebih dari Rp 4 triliun per tahun untuk diabetes, menjadikannya beban besar sistem kesehatan.

Pencegahan dimulai dari gaya hidup sehari-hari

Pencegahan diabetes bisa dilakukan secara konsisten. Mengatur pola makan sehat, memperbanyak konsumsi buah, sayur, dan makanan berserat tinggi, serta mengurangi gula dan makanan olahan adalah langkah awal yang efektif. Studi di Nutrients Journal (2021) menyatakan diet tinggi serat dapat menurunkan risiko diabetes hingga 30%.
Aktivitas fisik seperti berjalan kaki 30 menit per hari terbukti menurunkan risiko hingga 58% pada kelompok berisiko tinggi. Hindari rokok, alkohol, dan kelola stres agar kadar gula tetap stabil.

Peran Keluarga dan Lingkungan
Perubahan gaya hidup butuh dukungan keluarga dan lingkungan. Kampanye edukasi lewat sekolah, komunitas, dan media sosial sangat diperlukan. UNICEF Indonesia menyebut pendekatan edukatif terintegrasi di sekolah dapat meningkatkan kesadaran hingga 70% pada anak usia sekolah.

Diabetes bukan lagi penyakit orang tua. Anak muda kini juga harus waspada. Dengan mengenali gejala sejak dini, menjaga pola hidup sehat, dan membangun lingkungan yang mendukung, pencegahan bisa dimulai sekarang. Kesehatan adalah investasi jangka panjang yang dimulai dari kebiasaan kecil. Mari bersama wujudkan generasi sehat dan sadar akan pentingnya mencegah penyakit. (*)

News Feed