Oleh Syarif Burhanuddin
Uzbekhistan merupakan salah satu negara yang terletak di Asia Tengah yang dikelilingi oleh negara Turkmenistan, Tajikistan, Kyrgyzstan , dan Kazakhtan dengan jumlah penduduk 36 juta jiwa. Ibu kotanya terletak di Tashkent, sebuah kota yang di desain berbasis green city dengan karakter ramah lingkungan. Disetiap sudut kota terlihat kawasan terbuka hijau (open space) yang memberikan kenyamanan bagi penduduk kota Tashkent yang mayoritas beragama Islam ( 88 %), sebagian lagi beragama kristen Ortodoks. Bahasa Uzbekh adalah bahasa nasional, tetapi bahasa Rusia masih menjadi bahasa umum di masyarakat Asia Tengah. Penduduk Uzbekhistan didominasi oleh etnis Turkik yang berkulit putih dan bermata biru. Kecantikan perempuan Uzbekhistan terkenal diseluruh dunia, krn adanya pertautan etnis turkik, mongolia dan iranian.
Budaya Islam di Uzbekhistan sangat kuat dan menjadi bagian integral dari identitas negara tersebut. Islam Sunni (Hanafi) adalah agama mayoritas dengan jejak sejarah dan budaya islam yang kaya diberbagai kota seperti Samarkand dan Bukhara yang merupakan tempat kelahiran Imam Bukhari. Nuansa keislamanan tersebut bisa dirasakan dari destinasi kuliner yang semuanya 100% halal, sehingga tidak ada lagi keraguan terhadap makanan yang di jual di Uzbekhistan.
Adat istiadat islam yang diadopsi secara luas oleh elit penguasa mendukung para ulama seperti Muhammad Al- Bukhari, Al Tirmidzi, Ismail Samani dan ulama terkenal lainnya untuk belajar di negara ini. Samarkand menjadi pusat pembelajaran dengan membanjirnya jumlah Madrasah di kota ini. Begitu banyak ilmuwan Islam yang lahir, besar dan memberi kontribusi keilmuan bagi umat manusia. Seperti Imam Bukhari yang mendokumentasikan hadits dan menjaga kesahihan hadits tersebut dengan pendekatan ilmiah. Al Tirmidzi yang merupakan murid Imam Bukhari.
Amir Temur yang membawa kembali peradaban Islam ke Asia Tengah dan menguasai 27 negara dan menjadikan Samarkand sebagai ibukotanya. Bahkan di museum Alquran dikota Tashkent bisa kita jumpai salah satu Mushaf Alquran tertua yang diyakini ditulis tangan oleh Khalifah Ustman bin Affan. Amir Temur lah yang menyelamatkan Alquran tersebut dan membawanya ke Asia Tengah. Mirza Ulugbeg, cucu Amir Temur yang melanjutkan kepemimpinan kakeknya, juga seorang ilmuwan astronomi yang menulis buku tentang astronomi dan menjadi buku pegangan para ahli astronomi hingga saat ini. Mirza ulugbeg juga yang mendirikan Observatorium Astronomi dan matematika yang menjadi rujukan ilmu pada zamannya.
Kalau dilihat dari jumlah Mesjid jika dibandingkan dengan di Indonesia memang masih sangat sedikit, namun hal yang menarik adalah konsep mesjid yang dibangun di Uzbecktan adalah mesjid holistik dan terintegrasi. Mesjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah namun juga berfungsi sebagai kawasan pendidikan dan ilmu pengetahuan, arsitektur bangunan, budaya bahkan pengembangan ekonomi. Pengalaman sholat Jamaah di mesjid Uzbekhistan memang ada hal yang tidak biasanya kita dapati di Indonesia, mulai cara komat azan sebelum masuk sholat, takbir, duduk sholat, sholat sunnat setelah sholat wajib yang merupakan satu paket dengan sholat wajib, setelah itu baru dilanjutkan dengan zikir. Hal ini karena di Indonesia menggunakan Mazhab Syafi’i seperti di Malaysia, Brunei, Filipina, Mesir, sebagian Arab Saudia, Palestina dan Suriah.
Walaupun jumlah penduduk Uzbekhistan didominasi agama Islam, namun penduduk Uzbekhistan, utamanya generasi muda masih kurang yang memadati mesjid kecuali generasi tua nya. Ini mungkin karena masih ada pengaruh pemerintahan Uni Soviet yang menjajah sebagian besar wilayah Asia Tengah termasuk Uzbekhistan dari tahun 1925 hingga merdeka pada tahun 1991. (*/)