Pengalamannya yang mendalam bukan hanya sebagai orang tua, tetapi juga sebagai praktisi, membuat isi buku ini terasa sangat nyata dan membumi.
Ketua Dewan Pendidikan Sulawesi Selatan, Prof. Aris Munandar, turut memberikan apresiasi atas terbitnya buku ini.
Ia menilai buku ini hadir di waktu yang tepat, mengingat Makassar telah mencanangkan diri sebagai Kota Pendidikan Inklusif. “Harusnya tidak ada lagi sekolah yang menolak anak-anak berkebutuhan khusus,” tegasnya.
Namun, Prof. Aris juga mengingatkan bahwa semangat ini perlu diiringi dengan kesiapan institusi pendidikan.
Mulai dari guru pendamping khusus, sarana dan prasarana yang memadai, hingga kurikulum yang mampu mengakomodasi perbedaan individu.
“Semua harus disiapkan agar inklusivitas bukan hanya slogan,” katanya.
Bunda Paud Makassar, Melinda Aksa, menyatakan bahwa tidak semua orang tua memiliki akses terhadap layanan terapi atau kelas khusus.
Oleh karena itu, penting bagi lembaga pendidikan formal, terutama PAUD negeri, untuk bersiap menerima anak berkebutuhan khusus.
“Guru-guru perlu dilatih, pemerintah harus membuat aturan yang jelas dan juga mencari tahu penyebab makin banyaknya anak dengan kebutuhan khusus. Jangan hanya fokus di hilir,” ujar Melinda.
Ia menekankan bahwa keberadaan buku seperti ini bisa menjadi rujukan penting dalam proses edukasi dan advokasi.(wis)