FAJAR, BELOPA— Kasus penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Luwu masih cukup tinggi. Sepanjang Januari hingga April 2025, tercatat sudah tujuh warga Luwu yang direhabilitasi oleh Badan Narkotika Nasional (BNN). Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibanding tahun 2024 lalu, di mana selama setahun total pengguna yang direhabilitasi sebanyak 20 orang.
Kepala BNN Palopo, AKBP Herman, menyebutkan bahwa angka rehabilitasi di Luwu tergolong besar. “Jika dibandingkan tahun lalu, memang terlihat ada peningkatan,” ujar Herman kepada jurnalis FAJAR usai kunjungan kerja di ruang kerja Bupati Luwu, Rabu, 23 April.
Herman hadir bersama jajaran BNN Palopo lainnya, yakni Jufri Mustafa, Aisyah, dan dua staf lainnya. Ia menyampaikan bahwa para pengguna narkoba yang direhabilitasi mayoritas berusia produktif, yakni antara 19 hingga 30 tahun.
Program rehabilitasi ini disediakan oleh BNN Palopo bagi seluruh korban penyalahgunaan narkoba yang bukan bagian dari jaringan pengedar. Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan rehabilitasi, dapat melaporkan diri secara sukarela untuk mendapatkan layanan gratis.
Fasilitas rehabilitasi di Luwu telah disiapkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batara Guru, Belopa. BNN telah bekerja sama dengan pihak rumah sakit, termasuk penyediaan dokter yang terlatih.
“Peredaran narkoba di Luwu cukup tinggi, sehingga kami berupaya memberikan penanganan yang cepat dan tepat, termasuk rehabilitasi secara gratis. Kebanyakan yang direhabilitasi adalah pelajar,” jelas Herman.
Untuk memperkuat pencegahan, BNN Palopo menjalin koordinasi dengan Bupati Luwu, Patahudding. Dalam pertemuan tersebut, dibahas program sosialisasi bahaya narkoba yang akan menyasar instansi pemerintah dan sekolah-sekolah.
Wilayah kerja BNN Palopo mencakup empat kabupaten/kota di Tana Luwu. Salah satu fokus utama adalah mengantisipasi masuknya jaringan narkoba dari daerah perbatasan seperti Sidrap dan Wajo, yang diduga menjadi jalur distribusi narkoba hingga ke Morowali.
“Kami berharap dapat bekerja sama dengan Pemkab Luwu dalam program sosialisasi, pencegahan, penanganan, hingga rehabilitasi,” terang Herman.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Luwu, Patahudding, menyampaikan apresiasi atas kunjungan dan perhatian BNN Palopo. Ia menyatakan bahwa penanganan narkoba akan menjadi prioritas pemerintahannya.
“Insha Allah, penyalahgunaan narkotika akan menjadi fokus utama kami. Kami berharap BNN Palopo dapat membantu dalam menyosialisasikan bahaya narkoba, terutama kepada anak muda yang sangat rentan,” kata Patahudding.
Ia bahkan mengusulkan untuk memulai langkah konkret dari internal pemerintah daerah. “Kita akan lakukan tes urine mulai dari bupatinya hingga staf paling bawah,” tegasnya.
Sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Luwu, Patahudding juga menyatakan akan menggencarkan sosialisasi hingga ke tingkat desa dan sekolah. “Kalau perlu, kita adakan pelatihan bagi masyarakat terkait deteksi dini dan pencegahan penyalahgunaan narkoba,” tutupnya. (shd/*)