“Harapan saya masyarakat bisa manfaatkan ini, ini juga mewujudkan visi saya untuk tingkatkan pelayanan dasar,” ujarnya.
Menurutnya kehadiran Techno Desa juga menjadi peluang untuk mendorong perekonomian masyarakat.
Techno Desa dilengkapi fitur pasar digital yang memungkinkan masyarakat menjual produk secara daring. Di Desa Itterung yang tidak memiliki pasar fisik, fitur ini dimanfaatkan warga untuk kebutuhan jual beli sehari-hari.
“Masyarakat bisa memanfaatkan pasar digital, setidaknya aplikasi ini bisa menjembatani transaksi ekonomi masyarakat karena sudah banyak yang kreatif untuk berjualan digital jadi membantu dari sisi perputaran ekonomi,” jelasnya.
Kasi Pemerintahan Desa Itterung, Ainul Mardia Basri, menegaskan bahwa layanan berbasis digital ini memberi keleluasaan bagi masyarakat karena bisa diakses kapan saja, bahkan di luar jam kerja.
“Pelayanan dengan bantuan Techno Desa ini bisa di mana saja. Bahkan bisa melayani 24 jam walau kantor sudah tutup karena ada adminnya. Persuratan langsung jadi tanpa harus menunggu. Biar dari mana saja walau di luar daerah,” lanjutnya.
Ia juga menyebut beberapa dokumen yang paling banyak diakses adalah surat keterangan penghasilan orang tua dan surat keterangan usaha, umumnya oleh calon mahasiswa.
Sosialisasi pun dilakukan untuk memastikan seluruh warga memahami penggunaan aplikasi. Warga yang belum akrab dengan teknologi, khususnya orang tua, akan dibantu oleh pendamping desa.
Dengan pendekatan teknologi yang inklusif dan fungsional, Techno Desa membuktikan bahwa transformasi digital bisa dimulai dari desa, menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dan memberi dampak nyata dalam pelayanan dan ekonomi lokal. (an)