English English Indonesian Indonesian
oleh

Jejak Soekarno di Uzbekistan

SWARA SETARA: Itji Diana Daud

Perjalanan saya dan beberapa teman ke Uzbekistan selama 9 hari seperti perjalanan menjejaki perjalanan Presiden Soekarno. Terutama saat mengunjungi makam Imam Bukhari yang sedang direnovasi dan akan dikembangkan menjadi tempat wisata. Kami sebanyak dua puluh orang, merasa bangga akan cerita tour leader tentang kisah penemuan makam tersebut. Bagaimana Presiden Soekarno mendesak pemimpin Uni Soviet untuk mencari kuburan Imam Bukhari.

Kunjungan Presiden Soekarno ke Uni Soviet setelah Konferensi Asia Afrika (KAA) pada tahun 1955, dan perhentiannya di Uzbekistan, adalah salah satu momen penting dalam sejarah hubungan Indonesia dan Uzbekistan. Dalam perjalanan ini, Soekarno tidak hanya memperkuat ikatan diplomatik antara dua negara, tetapi juga menunjukkan kepedulian dan penghargaan terhadap warisan budaya Islam yang kental di Uzbekistan, khususnya melalui pencarian makam Imam Bukhari.
Soekarno menjadikan kehadirannya bukan hanya sebuah kunjungan, tetapi juga refleksi dari semangat Soekarno yang mengedepankan Islam sebagai unsur integral dari identitas bangsa Indonesia.

Imam Bukhari dikenal dengan karya monumental, “Sahih Bukhari,” yang merupakan salah satu kitab hadits paling otoritatif dalam Islam. Metode yang digunakannya dalam menafsirkan Al-Qur’an dan hadits sangat sistematis, memfokuskan pada kriteria ketat dalam menilai keaslian sumber-sumber hadits. Bukhari mendalami silsilah (sanad) setiap hadits dan memberikan perhatian mendalam pada integritas para perawi, menjadikannya ikon dalam dunia studi hadits.
Makam Imam Bukhari di Khartang, dekat Samarkand. Makam Imam Bukhari kini menjadi salah satu tempat wisata Islam terpenting, menarik ribuan peziarah dan wisatawan yang ingin mengenang jasa-jasa beliau.
**

Uzbekistan adalah negara yang terletak di jantung Asia Tengah, dengan sejarah panjang yang dipengaruhi oleh berbagai bangsa dan kebudayaan. Sebelum memperoleh kemerdekaan pada tahun 1991, Uzbekistan merupakan bagian dari Uni Soviet. Periode Soviet memberikan dampak signifikan terhadap pembangunan sosial, ekonomi, dan budaya Uzbekistan.

Dalam konteks sejarah Islam, Uzbekistan memiliki banyak titik sejarah penting, seperti Samarkand dan Bukhara, yang merupakan pusat pendidikan dan peradaban Islam pada abad ke-8 hingga abad ke-13. Masjid, madrasah, dan mausoleum yang ada saat ini adalah saksi bisu dari kejayaan masa lampau yang hingga kini masih menjadi tujuan wisata, terutama bagi umat Islam.

Indonesia dan Uzbekistan, meskipun terpisah oleh jarak yang cukup jauh, memiliki kesamaan nilai-nilai religius dan budaya, yang menjadi jembatan untuk saling memahami dan menghargai keberagaman yang ada.

Kisah keterkaitan Soekarno dengan Uzbekistan, terutama melalui upaya mengidentifikasi dan merawat makam Imam Bukhari, mencerminkan semangat kepemimpinan yang mendalam dan visi tentang pentingnya agama dalam politik dan identitas bangsa.
**

Uzbekistan di mata kami merupakan negara yang sangat indah, jalan-jalannya sangat besar dan yang penting adalah keamanan bagi semua rakyat dan para wisatawan sangat terjamin. Sejarah bangsa telah diformat dengan sangat baik dan sangat indah. Menjadi sebuah peradaban bangsa yang perlu dicontoh oleh bangsa Indonesia. Masjid dibangun dengan sangat indah, terawat, dan bersih. Masjid satu sama lain akan kita dapati pada jarak yang cukup jauh tetapi jika kita temukan masjid maka pasti masjid itu besar, indah dengan ornamen geometris dengan detail kaligrafi. (*)

News Feed