English English Indonesian Indonesian
oleh

PT Mars Symbioscience IndonesiaKomitmen Riset dan Keberlanjutan Kakao di Indonesia

Kalpesh menutup dengan menegaskan bahwa Mars akan terus berinvestasi dalam kapabilitas lokal, baik melalui perekrutan talenta Indonesia maupun perluasan rantai pasok berbasis kakao berkelanjutan. “Kami ingin tumbuh bersama masyarakat dan bumi ini,” tegasnya.

Dengan kebutuhan bahan baku kakao olahan mencapai 26–36 ribu ton per tahun dari Indonesia, Mars menyatakan komitmennya untuk terus menjadikan kakao Indonesia sebagai bagian penting dari rantai pasok global mereka, sekaligus memperkuat kesejahteraan petani lokal.

Station Manager MCRS Pangkep, Agus Purwantara, menjelaskan bahwa praktik multiklonal mampu meningkatkan hasil panen hingga 50 persen. “Kami dorong petani menanam tiga klon kakao unggul yang kompatibel agar penyerbukan silang bisa optimal,” ujarnya.

Selain riset teknis, Mars juga aktif membangun kapasitas petani melalui program Mars Cocoa Academy dan Cocoa Development Centers. Saat ini, sekitar 300 petani telah dilatih dan menjadi Cocoa Doctor atau Agriprenur yang membagikan ilmu ke petani lain di komunitasnya.

Indonesia Corporate Affairs Director Mars, Jeffrey Haribowo menyebut bahwa sejak 2012, sekitar 5.000 petani telah mengikuti pelatihan agronomi yang diinisiasi Mars. “Kami ingin para petani bisa mengadopsi hasil riset secara langsung, dan menjadi agen perubahan di komunitas mereka,” katanya.

Visit tersebut juga menjadi ajang peresmian Cocoa Advanced Research Laboratory (CARL) yang berlokasi di area MCRS Pangkep. Laboratorium akan fokus pada pengembangan teknologi pertanian kakao dan pendampingan lapangan berbasis data dan sains.

News Feed