English English Indonesian Indonesian
oleh

Zaini Hijab, Dari Kulit Pisang Menjadi Hijab Dunia

EDWARD AS
MAKASSAR

FAJAR, MAKASSAR — Di balik keanggunan selembar hijab, tersimpan kisah perjuangan seorang ibu rumah tangga yang menjahit harapan dari keterbatasan. Namanya Andi Tiara Purnama Pertiwi Rahman, sosok di balik merek lokal Zaini Hijab yang kini menembus pasar internasional.

Tak banyak yang tahu, langkah pertamanya dimulai dari hanya Rp100.000 dan segenggam tekad untuk memberi makan anak-anaknya. Kisah Zaini Hijab bukan hanya soal bisnis fashion. Ini adalah cerita tentang keberanian untuk bangkit, tentang cinta terhadap budaya, dan tentang inovasi yang ramah lingkungan.

Tahun-tahun awal bukanlah masa yang mudah. Andi Tiara hidup dalam tekanan ekonomi, di tengah kebutuhan rumah tangga yang terus meningkat. Namun, alih-alih menyerah, ia memutuskan untuk melawan. Berbekal uang seadanya, ia membeli hijab dari Pasar Butung, Makassar, dan menjualnya kembali secara door-to-door.

“Saat itu tujuannya cuma satu, bisa beli susu buat anak,” kenangnya.

Tanpa toko, tanpa karyawan, ia berjalan dari satu rumah ke rumah lain. Pelan tapi pasti, produk-produknya mulai dikenal, dan lambat laun, lahirlah nama Zaini Hijab. Nama yang kini tak hanya dikenal di Makassar, tapi juga di kota-kota besar lainnya bahkan hingga luar negeri.

Saat mayoritas brand hijab berlomba menampilkan kemewahan dengan bahan sintetis, Zaini Hijab mengambil jalur berbeda. Andi Tiara memilih kulit pisang, limbah organik yang seringkali dianggap sampah untuk menciptakan pewarna alami. Ia ingin produk buatannya bukan hanya cantik, tetapi juga membawa pesan keberlanjutan.

News Feed